Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Rencana Penyuluhan yang Efektif bagi Penyuluh Pertanian

Penyuluh pertanian adalah suluh atau lampu bercahaya dengan sinar yang teramat terang benderang, dalam memberdayakan para petani. Agar kegiatan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan terkoordinasi, sangat diperlukan adanya perencanaan. 
Rencana yang harus dibuat adalah rencana kegiatan operasional yang efektif dan harus dilakukan oleh penyuluh dalam satu periode untuk mencapai tujuan instutusi pertanian di mana dia bekerja. Sebagai contoh bagaimana sang penyuluh Pertanian membuat RKTP (Rencana Kerja Tahunan Penyuluh), turut membantu menyusun RDK (Rencana Definitif Kelompok) tani, dan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) Tani.
Langkah-langkah pokok perencanaan bagi para penyuluh adalah:
1). Menentukan masalah, tugas, tujuan dan kebutuhan secara jelas;
2). Mencari informasi secara lengkap yang berhubungan dengan berbagai kegiatan;
3). Mengobservasi, meneliti, menganalisis dan mengklasifikasi informasi yang sudah terkumpul;
4). Melaksanakan metode perencanaan yang telah dibuat dengan menetapkan pelaksanaan rencana (memilih rencana yang diajukan/memantapkan perencanaan dan mempertimbangkan hambatan-hambatan dengan berbagai kegiatan;
5). Menetapkan planning alternatif;
6). Memilih dan memeriksa rencana yang diajukan;
7). Membuat sintesis (metode/alternatif penyelesaian);
8). Mengatur urutan dan waktu rencana secara terperinci; dan
9). Mengadakan evaluasi (penilaian).
Hambatan para penyuluh pertanian dalam membuat perencanaan, biasanya adalah:
1). Kurang pengetahuan tentang organisasi;
2). Kurang pengetahuan tentang lingkungan;
3). Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif;
4). Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang;
5). Biaya;
6). Takut gagal;
7). Kurang percaya diri dan
8). Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.
 
Sedangkan cara mengatasi hambatan dalam perencanaan, yang perlu dilakukan penyuluhan pertanian adalah:
1). Melibatkan rekan penyuluh yang lain, terutama mereka yang terkena pengaruh dalam proses perencanaan;
2). Memberikan banyak informasi kepada para penyuluh lainnya tentang rencana dan kemungkinan akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan, manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif;
3). Mengembangkan suatu pola perencanaan dan penetapan yang efektif, suatu “track record” yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para pembuat rencana serta menyebabkan rencana baru tersebut diterima dan
4). Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan terhadap para anggota organisasi penyuluhan pertanian dan memperkecil gangguan yang tidak perlu.
Perencanaan yang Bermutu dan Efektif
Guna mewujudkan perencanaan yang baik dan bermutu, maka para penyuluh pertanian harus:
1). Mengetahui sifat/ciri/prinsip rencana yang baik, sebagai berikut : a). Mempermudah tercapainya tujuan, b). Dibuat oleh orang yang memahami tujuan organisasi, c). Dibuat oleh orang yang mendalami teknik perencanaan, d). Disertai perincian yang teliti, e). Tidak boleh lepas dari pemikiran pelaksanaan, f). Bersifat sederhana, g). Luwes, h). Dalam perencanaan terdapat tempat pengambilan resiko, i). Bersifat praktis/pragmatis, dan j). Merupakan forcasting.
2). Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab, sbb: a). What (apa) = tujuan (tindakan apa yang perlu dilakukan), b). When (kapan) = waktu (kapan hal tersebut perlu dilakukan), c).How (bagaimana) = cara mengerjakannya (bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut), d). Who (siapa) = tenaga kerja (siapa yang melakukan pekerjaan tersebut), e). Where (di mana) = tempat (di mana pekerjaan itu harus dilakukan) dan f). Why (mengapa) = keperluannya (mengapa pekerjaan itu harus dilakukan).
3). Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques of problem solving), melalui langkah: a). Mengetahui sifat hakikat masalah yang dihadapi (know the nature of the problem). b). Mengumpulkan data (collect data), c). Menganalisa data-data (analisis of the data), d). Menentukan beberapa alternatif (determination of several alternatives), e). Memilih cara yang terbaik (selection of the seeminingly best way from among alternatives), f). Pelaksanaan (execution) dan g). Penilaian hasil (evaluation of results).
Ada enam ciri perencanaan efektif:
1). Pertama perencanaan wajib dituangkan secara tertulis. Perencanaan yang tertulis akan membuat tubuh, hati dan pikiran mengerti apa yang ingin dilakukan. Bagaimana kita memulainya. Mengingatkan kita apa saja yang akan kita lakukan dan kita bisa menandai ketika perencanaan yang kita tuliskan sudah selesai dilakukan. Hal ini akan membuat kita semakin fokus dan yakin bahwa banyak hal bisa kita kerjakan dengan baik dan berhasil jika kita konsisten dan punya perencanaan yang jelas dan spesifik.
2). Kedua tentukan goal atau tujuan yang ingin dicapai. Mengetahui apa yang ingin dicapai akan mempermudah kita untuk membuatkan urutan atau langkah-langkah kecil agar kita bisa memulai perencanaan dengan baik dan melakukan pekerjaan dengan lebih ringan, efektif dan bisa fokus pada tujuan yang ingin dicapai sehingga yang dilakukan mulai dari perencanaan hingga penyelesaian pekerjaan bisa berhasil dengan baik.
3). Ketiga disusun sesuai dengan tugas dan tanggungjawab. Bisa dibuat berdasarkan Job Description dan bisa dibuat bertahap mulai dari perencanaan tahunan, triwulan, bulanan, mingguan dan harian; 4). Keempat selalu tentukan prioritas. Agar bisa membagi waktu dengan baik. Jadi ketika ada pekerjaan tambahan yang tiba-tiba muncul kita bisa melakukannya lebih efektif dan tidak mengganggu produktivitas kerja.
5). Kelima lakukan Review pada list yang sudah kita buat dan pekerjaan yang telah selesai kita lakukan, analisa apa semua sudah dilakukan dengan benar atau belum, jika belum perbaiki, jika sudah tingkatkan; 6). Keenam selalu berikan batas waktu (dateline), bisa ditentukan langsung kurun waktu mengerjakannya misalnya dalam hitungan jam atau hari. Agar bisa mengukur produktivitas kerja.
Bagi penyuluh pertanian membuat perencanaan yang efektif dan berhasil perlu ditambahkan dengan niat, konsisten diri serta jiwa yang ingin belajar dan tujuan kita untuk menjadikan apa yang kita kerjakan menjadi lebih baik dan maksimal karena dalam melakukan perencanaan akan membuat kita menjadi orang yang teratur dan bisa mengarahkan fokus pada apa yang ingin kita kerjakan.
Pentinguntuk diingat – “Perencanaan adalah awal untuk bertindak, dengan langkah kecil kita bisa membuat sesuatu menjadi besar. Semoga penyuluh pertanian semakin maju dan bergairah dalam memberdayakan petani. Perencanaan adalah awal untuk bertindak, dengan langkah kecil kita bisa membuat sesuatu menjadi besar”. Pertanian maju, Indonesia berjaya. 
Penulis : Azhar, APi, MM (Dosen  STPP Bogor).

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment