Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Sekilas Budidaya Lebah Madu

a. Kondisi Peternakan Lebah Madu di Indonesia
Penggunaan madu sebenarnya telah dimulai sejak manusia ada. Pada zaman megalitikum di Valencia (Spanyol) para wanita telah berusaha mengumpulkan madu. Mereka pergi mencari sarang lebah madu ke gua-gua, ke hutan, dan pohon-pohon besar yang berlubang. Pengumpulan ini mengarah pada usaha budidaya lebah madu.
Kini telah banyak peternakan lebah madu di banyak negara termasuk di Indonesia. Selain untuk konsumsi sendiri, mereka juga beternak lebah madu untuk tujuan komersial. Salah satu kemudahan budidaya lebah madu adalah tidak memerlukan tempat yang luas. 
Syarat budi daya yang baik adalah jarak lokasi peternakan ke sumber makanan sekitar 0,75 km dan jarak ke mata air bersih 200-300 meter. Selain itu, tempat juga harus sejuk, bebas angin, dan berudara segar. Budidaya lebah madu harus memerhatikan siklus tanaman berbunga. Karena itu, para peternak lebah sering berpindah untuk mengikuti musim berbunga.
Di Indonesia budidaya lebah madu sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Mereka umumnya memelihara lebah madu lokal yang produksi madunya rendah. Jenis lebah madu yang banyak diternakkan di Indonesia adalah Apis indica. Bahasa daerah lebah jenis ini adalah lebah gala, tawon, dan nyiruan. Usaha ternak lebah di Indonesia umumnya hanya bersifat rumah tangga atau dikonsumsi sendiri. Dahulu beternak lebah merupakan pekerjaan sampingan dari pekerjaan utama sebagai petani.
Kebutuhan madu di pasar nasional saat ini lebih banyak dipenuhi oleh produk luar negeri. Padahal dilihat dari keadaan alam, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar menjadi negara penghasil madu utama di dunia. Daerah yang dikenal sebagai penghasil madu di Indonesia adalah Sumbawa, Kalimantan, Flores, Bangka Belitung, Riau, Jambi, Jawa, dan Lampung.
b. Manfaat Peternakan Lebah Madu
Kini, lebah mulai diternakkan secara sungguh-sungguh. Salah satu jenis lebah madu yang mulai diternakkan adalah Apis mellifera yang bibit awalnya didatangkan dari Australia. Usaha ternak lebah madu secara modern memiliki keunggulan di antaranya hasil yang diperoleh berlipat ganda, bisa meningkatkan gizi masyarakat, dan menyerap tenaga kerja. Tujuan jangka panjangnya bisa menghemat, bahkan menghasilkan devisa negara. Namun, di Indonesia dewasi ini pemanfaatan labah madu terutama hanya untuk menghasilkan madu, sedangkan produk ekonomis lainnya kurang diperhatikan.
Manfaat lain dari ternak lebah madu adalah jasanya untuk polinasi (penyerbukan). Di luar negeri, banyak pemilik perkebunan yang menyewa koloni lebah madu dari peternak untuk melakukan penyerbukan di perkebunannya. Perkebunan yang sering menyewa koloni lebah madu adalah perkebunan apel. Di Indonesia, penyewaan lebah madu belum dikenal. Bahkan, banyak masyarakat Indonesia yang masih menganggap lebah madu sebagai perusak tanaman perkebunan. Pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai perlebahan masih sangat kurang. Bahkan, pengetahuan peternak mengenai lebah madu, produk yang dihasilkannya, cara beternak yang baik, dan cara mengolah hasil lebah madu masih jauh dari memadai.
Di luar negeri, untuk mendukung usaha peternakan dan perlebahan, Jepang telah memiliki Institute of Honey Bee Science di Tamagawa. Lembaga sejenis juga telah didirikan di Rusia, Jerman, dan Australia. Di Rusia, ada tempat perlebahan yang terkenal yaitu land of honey (tanah madu). Di Indonesia, setidaknya ada dua pusat perlebahan yang berskala nasional yaitu Pusbahnas (Parung Panjang Bogor) yang berada di bawah naungan Perum Perhutani dan Apiari Pramuka Cibubur.
Selain berfungsi sebagai pusat pengembangan budidaya lebah madu, Apiari juga melatih para peternak lebah agar dapat menghasilkan produk lebah madu, terutama madu yang kualitasnya sesuai dengan standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Madu yang sesuai dengan standar SNI bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Apiari juga berfungsi sebagai koperasi yang menampung hasil produksi peternak binaan. Peternak tersebut harus memproduksi madu atau hasil lebah madu lainnya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, produksi dan suplai madu dari peternak lebah madu harus kontinu.
Sebagai usaha mendukung perlebahan, setiap dua tahun sekali diadakan pertemuan perlebahan seluruh dunia yang disebut Apimondia. Pertemuan ini membahas segala hal yang berhubungan dengan lebah, dari budidaya, hama lebah, hasil-hasil lebah madu, sampai penggunaannya untuk pengobatan (apiterapi), makanan, dan minuman.
c. Persiapan dan Pemeliharaan Lebah Madu
Sebelum memulai budidaya, koloni lebah madu bisa didapatkan dari peternak lain atau dari apiari. Jenis lebah madu yang bagus untuk diternakkan adalah Apis mellifera karena produktivitasnya tinggi. Koloni lebah madu ditempatkan pada ship di bawah pohon dengan jarak antarstup minimum 2 meter. Pemeliharaan dilakukan dengan memeriksa sarang secara rutin dan mengendalikan hama penyakit lebah madu secara tepat. Pemanenan dilakukan tiga bulan sekali. Produksi yang ideal untuk satu koloni adalah 4 kg madu sekali panen. Produksi ini berfluktuatif. Pada masa paceklik bunga, hasil madu hanya bisa 2 kg setiap koloni. Namun, ketika bunga melimpah produksinya bisa mencapai 8 kg setiap koloni.
d. Sekilas Tentang Teknik Budidaya Lebah Madu
1. Peralatan Utama
Peralatan utama untuk beternak lebah adalah kotak stup. Stup adalah tempat tinggal koloni lebah. Stup terbuat dari kayu dengan ketebalan 2 cm. Kayu yang digunakan sebaiknya tidak berbau, tahan lama, dan mudah didapat. Ukuran stup adalah panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 26 cm. Di dalam stup terdapat frame yang berfungsi sebagai tempat menyimpan sarang. Frame dibuat dengan ukuran panjang 48 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 23 cm. Dengan bentuk sarang seperti ini pemeriksaan koloni dan sisiran akan mudah serta bisa dilakukan setiap saat. Selain itu, pemanenan juga bisa dilakukan lebih efektif tanpa merusak sarang yaitu dengan cara mengangkat frame-nya.
2. Peralatan Tambahan

Peralatan tambahan untuk beternak lebah madu adalah fondasi sarang, penyekat ratu, kurungan ratu, mangkokan ratu, dan bingkai stimulasi. Fondasi sarang digunakan untuk mempercepat pembangunan sarang. Fondasi sarang dilekatkan pada frame. Adapun penyekat ratu digunakan untuk menahan ratu agar tidak naik ke kotak di atasnya atau kabur. Kurungan ratu digunakan untuk melindungi ratu atau mengenalkan ratu pada koloninya. Sedangkan mangkokan ratu digunakan untuk menempatkan calon-calon ratu baru. Sarang yang baik dilengkapi dengan bingkai stimulasi yang digunakan sebagai wadah makanan tambahan ketika paceklik.
Perlengkapan yang diperlukan peternak adalah pengasap (smoker), masker, pengungkit, sarung tangan, dan sikat lebah. Pengasap digunakan untuk menjinakkan lebah ketika sisiran diangkat. Masker dan sarung tangan berguna untuk melindungi kulit dari serangan lebah. Pengungkit untuk mengangkat sisiran yang melekat pada stup. Sikat lebah digunakan untuk menghalau lebah pada sisiran ketika dipanen.
Disarikan dari berbagai sumber
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment