Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Minta Diusut, Penerimaan CPNS Kementrian Pertanian dinilai curang dan penuh Kongkalikong, Jokowi, Amran Sulaiman, Yuddi Chrisnandi diminta buktikan Komitmennya.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Menteri PAN dan RB, Yuddy Chrisnandi diminta buktikan komitmennya untuk memberantas KKN dan menciptakan lembaga kementrian yang bersih dari permainan kotor seperti penerimaaan CPNS sebelum-sebelumnya.
Penerimaan calon pegawai negeri sipil di Kementrian pertanian diduga sarat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pasca pengumuman hasil tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementan 2 Januari lalu, ada beberapa pihak yang meragukan proses rekrutmennya. 
Pasalnya, pengumuman penerimaan CPNS itu tidak mengakomodir pilihan kedua dan ketiga sesuai persyaratan penerimaan CPNS oleh panitian seleksi nasional (panselnas) Kemenpan dan RB.
Seperti pesyaratan kelulusan CPNS Kementrian Pertanian T.A 2014 oleh Panitia Seleksi CPNS Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2014 saat Pengumuman Hasil TKD Seleksi CPNS Kementerian Pertanian T.A. 2014 Nomor : 02/A2/Kp.100/01/2015 (http://www.pertanian.go.id/pengumuman.php) pada poin 7 ( Peserta yang menentukan pilihan pertama lebih diutamakan kelulusannya meskipun mempunyai nilai MP lebih rendah dari peserta lain yang memilih pada pilihan kedua atau ketiga), sehingga meluluskan nilai tertinggi pada pelamar yang memilih pilihan pertama.

Dilain sisi banyak pelamar yang nilainya lebih tinggi jika dibandingkan dengan urutan pertama pada formasi pilihan kedua dan atau pilihan ketiganya.
Hal ini dialami oleh Lisa A. Husain, peserta asal Samarinda, Kaltim ini dalam akun facebooknya mengatakan bahwa buat apa, persyaratan pakai pilihan 2 dan 3, jika tak digunakan, dia menduga ada permainan di penerimaan CPNS kementrian pertanian, atau justru Kemenpan RB yang mengubah-ubah aturan lagi. Lisa mengungkapkan bahwa pemerintahan sekarang tetap memakai cara-cara yang tidak pantas. Lisa ketika dihubungi via FB inbox menilai terdapat manipulasi persyaratan pada saat pengumuman rangking TKD CPNS Kementan, ini bisa dijadikan celah permainan bagi sebagian oknum. Apalagi sudah tidak menjadi rahasia umum, masuk PNS itu sarat permainan alias tidak gratis. Masyarakat harus mengeluarkan sejumlah uang. Kondisi ini diharapkan tidak terjadi lagi sekarang di Era pemerintahan baru Jokowi-JK.

Karena itu, ia meminta agar Menteri PAN dan RB untuk menyelidiki hasil pengumuman TKD CPNS Kementan dan mengakomodir kembali pesyaratan pilihan kedua dan ketiga peserta.
Peserta tes lainnya, Alimsyah G (asal Pandeglang, Banten), menduga ada indikasi KKN serta permainan mafia dalam seleksi CPNS di Kementan. Dan untuk mengamankan posisi keluarga yang mengikuti tes tersebut dari ancaman peserta yang mempunyai nilai tinggi pada peserta di pilihan kedua dan ketiga. Padahal kami hanya mengikuti syarat panselnas, dan tak ada pemberitahuan sebelumnya dari Kementan, “Kami telah mengikuti seleksi yang ketat sejak seleksi administrasi hingga tes TKD , nanti setelah pengumuman baru ada tambahan persyaratan” ujarnya protes dan berharap Menteri Amran Sulaiman ikut mengatasi kisruh ini dan memberlakukan nilai tertinggi pada formasi yang telah ditentukan. "Jelaslah tudingan masyarakat dan para peserta bahwa pelanggaran dan mafia merajalela dalam institusi Kementrian Pertanian" katanya.
Hal senada juga disampaikan netizen yang mengomentari akun facebook Lisa Husain yang menyebutkan, celah kecurangan ada dalam proses pengumuman kelulusan di tingkat Instansi Pertanian. Karena kewenangan penetapannya di tangani  khusus Panitia Seleksi CPNS Kementerian Pertanian. Hal  itu dikarenakan  merekalah yang mengutak-atik persyaratan penentu  lulus atau tidak seorang peserta  tes.  Sedangkan  Panitia  Seleksi  Nasional  (Panselnas)  hanya  mengumumkan  nilai TKD, yang bersangkutan lolos passing grade dan nilainya lebih tinggi disemua formasi atau salah satunya, dan tidak  melakukan pemeringkatan pada formasi yang dipilih peserta dengan mengabaikan pilihan 2 dan3.  Nilai tinggi tapi dipilihan kedua dan ketiga  belum jaminan lulus jadi CPNS di kementan. “Kenyataan saat ini Panselnas hanya mengumumkan nilai tes TKD, sedangkan pemeringkatan dan penentuan lulus tidaknya ada di  Panitia Seleksi CPNS Kementerian Pertanian”
Elya Andi (asal Bone, Sulsel) salah satu pelamar CPNS Dari formasi Analis Organisasi dan Pengawas Mutu pakan mengatakan dirinya tidak merasa keberatan jika tidak lulus. “Saya tidak keberatan jika tidak lulus, namun saya keberatan karena putusan Panitia Seleksi CPNS Kementerian Pertanian yaitu pilihan pertama lebih diutamakan kelulusannya meskipun mempunyai nilai MP lebih rendah dari peserta lain yang memilih pada pilihan kedua atau ketiga. Jadi apa gunanya ada pilihan kedua dan ketiga, seandaiya dari awal di sosialisasikan mungkin saya lebih memilih yang sesuai jurusan saya nutrisi dan makanan ternak dan tidak diformasi yang diperebutkan sarjana semua jurusan yang tingkat persaingannya lebih banyak” ujarnya.
Elya juga sudah mengirim pengaduan ke panselnas lewat email panselnas@menpan.go.id, tapi sampai sekarang  belum ada konfirmasi .
Lain lagi dari Eli D Banduru (asal Tana Toraja, Sulsel) dalam akun miliknya, ia mengungkapkan kekesalannya karena tidak diberlakukannya tes kompetensi bidang (TKB). Hal ini sudah dijelaskan pada poin 8 saat pengumuman hasil TKD seleksi CPNS Kementan. Tidak dilaksanakannya TKB karena berdasarkan surat Menteri PAN dan RB no : B/5466/M.PAN-RB/12/2014 tentang Informasi Pelaksanaan TKB seleksi CPNS 2014, bahwa sesuai hasil rapat Panselnas tanggal 20 November 2014 bagi instansi yang nilai TKD-nya baru dapat dikeluarkan Panselnas setelah tanggal 20 November 2014 tidak boleh melaksanakan TKB dengan pertimbangan waktu yang sudah sangat singkat, sehingga dengan demikian Kementan tidak melaksanakan lagi TKB.  
Lanjut Eli Banduru, bahwa ia salah pilih jurusan, “Seandainya pilihan pertama adalah formasi Analisis Hukum, sudah pasti saya berada di urutan kedua, cuma sayang pilihan pertama saya pada formasi Perancang Perundang-undangan yang berada di urutan ke 9 dengan kuota hanya 3 formasi” ujarnya dengan nada galau.
Kembali, Menurut Alimsyah, “Kita tidak menuduh, tetapi sistem dan indikasi itu memang perlu di usut, dan seperti apa keputusan panitia tidak bisa diganggu gugat, karena lolos TKD dengan nilai tinggi pada formasi tertentu, bisa dikalahkan oleh peraturan pilihan pertama yang diutamakan kelulusannya. Ada apa?, ”tegasnya.
Lanjut Alim, anehnya lagi, kalau kembali ke moratorium Menpan RB kemarin bahwa 5 tahun kedepan tidak ada penerimaan CPNS, malah sekarang buktinya panitia berlomba-lomba.,dan mereka (panitia,red) tidak bisa di koreksi karena tidak menerima pengaduan keberatan peserta.
“Mungkin Ada indikasi dugaan kecurangan disini, dan juga dugaan permainan uang seperti bayarannya mahal yang di duga suap dan lain sebagainya kepada panitia seleksi tes CPNS Kementan. Kita serahkan semua dugaan itu kepada yang berkompeten, mengenai peraturan ini, dan sebaiknya harus di rubah kembali dengan mengakomodir pilihan-pilihan para peserta, dan tidak mengorbankan tingginya nilai mereka? Kok dari awal tidak ada pasal aturan poin 7 tersebut” ungkapnya.
Hal yang sama dikatakan, TKD dilakukan sangat transparan, dan banyak teman masuk lulus passing grade “Saya coba melihat ada masalah apa, TKD yang begitu hebat dan transparan, rupanya tidak lulus dalam poin 7. Saya melihat ada sedikit keanehan, dan yang kedua, aturan tersebut tidak disosialisakan diwal tes CPNS, nanti ada disaat pengumuman rangking TKD,” ujarnya.
Ia meminta kepada pemerintahan Jokowi melalui Kementerian Pertanian segera mengevaluasi hasil ini, karena ini akan berdampak pada imej peserta CPNS.
Sementara itu Kriminolog UI, Larasati Sianturi seperti yang dilansir www.inapos.com, mengungkapkan bahwa sekarang ini pemerintah belum melakukan perubahan. Masyarakat perlu melakukan kontrol terhadap pemerintah. Dalam hal ini kontrol langsung dari masyarakat adalah membantu pemerintah sebagai pelaku kontrol yang tidak langsung, karena pemerintah hanya melihat dari dalam.  Sedangkan masyarakat itu dapat melihat berada pada posisi di luar. “Kita bisa melihat bagaimana kegiatan dan proses penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) secara lebih objektif,” ungkapnya. (Bto02)
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment