Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Anggaran Dikurangi, Program Swasembada Pangan Cuma Mimpi

Program swasembada pangan nasional 2014 terancam gagal akibat perhatian pemerintah yang rendah di dalam Rancangan Anggaran Penerimaan Belanja Negara (RAPBN) 2014 terhadap sektor pertanian.
Padahal, selama ini sektor pertanian mengemban tugas yang berat harus menyediakan pasokan pangan. Tapi, dukungan anggaran yang dialokasikan oleh negara kurang dari 2 persen total anggaran keseluruhan.
Anggota Komisi IV DPR Ma’mur Hasanuddin melihat, program swasembada pangan sulit terealisasi jika alokasi anggaran terus diturunkan tiap tahun.
"Sektor pertanian tidak mendapatkan perhatian optimal dari pemerintah. Hal ini terlihat dari anggaran 2014 yang terus turun dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, beragam gejolak pangan sepanjang tahun terjadi akibat tidak adanya perluasan faktor produksi pertanian dan lemahnya tata niaga pangan," terang Ma'mur.

Untuk diketahui, porsi anggaran belanja Kementerian Pertanian terhadap total belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) menurun dari 2,8 persen dalam tahun 2008 menjadi 2,6 persen dalam APBN tahun 2013.
Padahal, penyerapan anggaran belanja Kementerian Pertanian dalam periode tersebut mengalami peningkatan, yaitu dari 86,7 persen terhadap APBN tahun 2008, menjadi 106,7 persen terhadap pagunya dalam APBNP 2012.
Menurutnya, ada lima komoditas utama swasembada pangan yang dibebankan kepada Kementan yaitu beras, kedelai, daging sapi, gula, dan jagung. Bahkan untuk komoditas beras targetnya harus mencapai surplus 10 juta ton di 2014.
Namun, kata dia, ironisnya seluruh pencapaian tersebut tidak didukung dengan perbaikan infrastruktur pertanian, pengembangan teknologi dan reforma agraria di hulu. Sedangkan di hilir pemerintah terus membuka keran importasi terhadap pangan dan hortikultura.
"Peningkatan produksi pertanian yang belum optimal, karena dukungan anggaran dan kebijakan yang minimalis serta ketergantungan terhadap ekspor pangan bernilai tambah rendah menjadi masalah yang serius," tegas Ma'mur.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, pemerintah tidak serius dalam soal swasembada pangan. "Masak kenaikan anggaran pertanian lebih kecil dari tahun lalu? Swasembada cuma mimpi, " katanya.
Kata Firman, persoalan swasembada pangan dari tahun ke tahun tidak pernah teratasi. Padahal, untuk meningkatkan swasembada pangan, soal anggaran tidak bisa ditawar lagi.
Anggaran subsidi pangan dalam RAPBN 2014 direncanakan sebesar Rp 18,8 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah Rp 2,7 triliun bila dibandingkan pagunya dalam APBNP 2013 sebesar Rp 21,5 miliar.

Padahal, sektor pertanian masih berkontribusi signifikan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, leading sector untuk ketahanan pangan, penyerap tenaga kerja tertinggi, dan tempat sebagian besar orang miskin berada.
Sumber : Harian Rakyat Merdeka
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment