Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Letak Perbedaan antara Ternak Domba dan Ternak Kambing

DIOLUHTAN-suluhtani. Ternak kambing dan domba atau sering disebut juga ternak ruminansia kecil merupakan ternak yang sangat populer di kalangan petani di Indonesia terutama yang berdomisili di areal pertanian/ perkebunan. 
Selain lebih mudah dipelihara, cepat berkembang biak, dapat memanfaatkan limbah dan hasil ikutan pertanian, ternak kambing/domba juga memiliki pasar yang selalu tersedia setiap saat dan hanya memerlukan modal yang relatif sedikit bila dibandingkan ternak yang lebih besar seperti ternak sapi. Pengetahuan akan perbedaan akan domba dan kambing merupakan hal yang sangat penting dalam mendalami ilmu peternakan, karena domba dan kambing memiliki bentuk yang hampir serupa dan cara hidupnya sama. Domba dan kambing berkaitan erat karena keduanya berada dalam subfamili Caprinae.

Pada dasarnya kambing merupakan jenis yang berbeda, banyak masyarakat yang masih menyebut domba adalah kambing dan sebaliknya. kambing dan domba bisa dibedakan dengan melihat siklus birahi, taksonomi, ekor,makanan, perilaku, dan tanduk serta kambing biasanya memiliki bulu-bulu yang halus, serta domba memiliki bulu yang kasar dan keriting.
PERBEDAAN ANTARA DOMBA DAN KAMBING 
Domba ( Ovis)
Kambing ( Capra)
Tidak Memiliki kelenjar bau yang terdapat di ke empat kakinya
Terdapat kelenjar bau di ke empat kakinya
Tidak berbau tajam
Berbau kuat (prengus) khususnya pada yang jantan
Tidak berjenggot
Berjenggot pada yang jantan
Terdapat celah bibir atas
Tidak ada celah bibir atas
Tanduknya berputar (seperti sekrup) ke arah kanan
Perputaran tanduknya ke kiri
Ekornya lurus ke bawah
Ekornya mencuat keatas
Jumlah kromosom 2n = 54
Jumlah kromosom 2n = 60
Lebih menyukai rumput (tidak selektif)
Lebih menyukai daun-daunan (selektif)
Menurut Devendra dan Burns (1994) kambing dan domba memiliki sistem saluran pencernaan yang serupa, namun menurut Tomaszewska et al. (1993) terdapat perbedaan antara kambing dan domba dalam tingkah laku dan fisiologi pencernaan antara lain : (1).   aktivitas dan cara makan kambing meramban, pemakan semak dan lebih banyak memilih, sedangkan domba merumput dan kurang banyak memilih; (2).  kambing memiliki alat perasa lebih tajam dari domba; (3).  kambing memiliki tingkat sekresi saliva yang lebih besar dari domba; (4).  kambing lebih efisien mencerna hijauan kasar dan waktu penyimpanan pakan dalam saluran pencernaan lebih lama dibandingkan domba; (5). kambing memiliki konsentrasi NH dalam rumen lebih tinggi dari pada domba; (6).  kambing lebih tahan terhadap tanin sedangkan domba kurang tahan.
Berdasarkan hasil penelitian Elita (2006) bahwa konsumsi bahan kering, bahan organik, air minum, dan volume urine  domba lebih tinggi dari pada kambing. Kambing dan domba memiliki kemampuan yang sama dalam mencerna bahan kering dan bahan organik dan memiliki kemampuan yang sama dalam pertambahan bobot badan. Kambing lebih efisien dibandingkan domba. Berat jenis urine kambing lebih tinggi dibandingkan domba. Perbedaan jenis kelamin pada kambing dan domba tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, bahan organik, air minum, kecernaan bahan kering dan bahan organik, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bahan kering feses, kadar air feses, volume urine dan bj urine. 
Sumber :
Devendra, C dan M. Burns. 1994. Produksi kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB  Bandung. hlm: 12 – 35.
Elita, A. S. 2006. Studi Perbandingan Penampilan Umum Dan Kecernaan Pakan Pada Kambing Dan Domba Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Tomaszewska, M. W., I.M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner, T. R. Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Universitas Sebelas Maret Press. hlm: 22 -30.
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment