Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

POPT, Babinsa dan Penyuluh Amati Serangan Hama

Pada musim penghujan yang intensif seperti sekarang ini mulai mengakibatkan timbulnya penyakit blas pada tanaman padi. Gejala penyakit blas dapat timbul pada daun, batang, malai, dan gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher malai.
Seperti yang terjadi di lahan sawah petani di Dusun Bana Tengnga, Desa Bana, Kec. Bontocani. Gejala penyakit Penyakit yang disebabkan cendawan Pyricularia oryzae atau Pyricularia grisea ini dapat dilihat pada daun berupa bercak-bercak.

Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya memmpunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. “Faktor pemicu penyakit ini adalah pemupukan N terlalu tinggi serta curah hujan dan kelembaban tinggi, ini sangat rawan untuk Kec. Bontocani” ujar Ahmadi (POPT)
Usaha pengendalian penyakit blas yang sampai saat ini dianggap paling efektif adalah dengan varietas yang tahan dengan blas, namun, penggunaan varietas tahan perlu didukung dengan komponen pengendalian lain.
Fungisida merupakan teknologi yang sangat praktis dalam mengatasi penyakit blas, namun sering kali menimbulkan efek samping yang kurang baik diantaranya menimbulkan resistensi patogen dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu agar fungisida dapat digunakan seefektif mungkin dengan efek samping yang sekecil mungkin, maka fungisida harus digunakan secara rasional yaitu harus diperhitungkan tentang jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tepat.
Pencegahan dan Pengendaliannya antara lain :
  • Memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan pupuk kandang/kompos dan serta pemberian pupuk yang berimbang seperti pupuk NPK Grand S-15.
  • Sebagai langkah pencegahan bisa diaplikasikan agen hayati Corynebacterium seperti Corrine
  • Sebagai langkah pengendalian bisa menggunakan fungisida berbahan aktif metal  tiofanat (Topsin) atau fosdifen/kasugamisin (Kasumiron, Kasumin), tembaga hidroksida (Nordox, kocide) atau  mankozeb (Delsene Mx, Dithane,  Manzate, Bion-M).


Hadir saat pengamatan disawah petani selain Pengamat Organisme Pengendali Tanaman (POPT), yaitu Serda Abidin (Babinsa), Y.A.Yahya (Penyuluh Pertanian Lapangan), Marzuki (Ketua Gapoktan), para Ketua Klp. Tani serta Petani se-Desa Bana. (yoush


Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment