Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Cintai Usaha Petani

Sistem tender untuk pengadaan pupuk, benih, serta pestisida juga alat dan mesin pertanian tidaklah cocok. Sistem tender bisa makan waktu dua sampai tiga bulan. Sementara itu, keberadaan pupuk, benih dan pestisida haruslah ada ketika diperlukan petani, bila terlambat datang, maka tanaman bisa tidak berproduksi maksimal atau habis oleh hama.
Keadaan itulah yang mendasari Kementerian Pertanian (Kementan) yang kini dipimpin Andi Amran Sulaiman sudah meninggalkan sistem tender untuk memenuhi sarana produksi yang diperlukan petani secara cepat dan tepat waktu. Sistem penunjukan langsunglah yang kini dipilih diterapkan Menteri  Pertanian untuk melayani petani pangan.
Penggunaan sistem penunjukan langsung dalam pengadaan sarana produksi pertanian untuk pertanian bukan kali ini saja. Sebetulnya, Kementan sudah lama menerapkan sistem penunjukan langsung untuk pengadaan sarana produksi. Hanya Kementan pernah ‘tergoda’ menerapkan sistem tender karena desakan pelaku tender dengan dalih tertentu. Kembalinya sistem pengadaan kepada sistem penunjukan langsung untuk memenuhi sarana dan prasarana petani yang memerlukan ketepatan dan kecepatan waktu adalah salah satu bukti bahwa Kementerian Pertanian kembali untuk lebih mengutamakan melayani petani.
Pelayanan yang mengutamakan kepentingan petani juga terlihat dari alokasi anggaran Kementan tahun 2015 saat ini. Terdapat anggaran pertanian sebesar Rp 4,1 triliun yang semula untuk rapat dan acara-acara seremonial dialihkan untuk perbaikan irigasi dan pengadaan bantuan untuk petani.
Keberpihakan dan kecintaan kepada petani sangatlah diperlukan dalam membangun swasembada pangan. Dalam berbagai kesempatan berjumpa petani di berbagai wilayah Indonesia, Menteri Pertanian Amran Sulaiman selalu memompa semangat para petani untuk terus bercocok tanam dengan menerapkan lima prinsip hidup, yakni jujur, disiplin, kerja keras, punya komitmen dan berdoa, serta menjaga kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
Dorongan semangat yang diberikan Menteri Pertanian kepada para petani tersebut perlu disebarluaskan melalui sistem penyuluhan dengan ujung tombaknya para penyuluh pertanian lapangan (PPL). Melalui penyuluh itulah semangat bertani yang disuluhkan Mentan bisa diinternalisasikan kepada seluruh petani di Indonesia. Penyuluh pertanian lapangan memang fungsinya bukan hanya meningkatkan keterampilan (K), tapi juga meningkatkan pengetahuan (P) dan sikap (S). Termasuk di dalamnya adalah sikap hidup para petani yakni kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, selalu berdoa dan punya komitmen yang kuat dan berintegritas.

Sebagaimana kita tahu petani pangan umumnya adalah penduduk yang secara ekonomi masuk katagori miskin. Di antaranya karena luas kepemilikan lahan petani pangan kita yang rata-ratanya di bawah 0,4 ha. Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofyan Wanandi bahkan mengatakan petani itu lebih miskin daripada buruh-buruh yang minta kenaikan gaji.  Selama 2 bulan lebih dia ikut rapat-rapat bagaimana bisa swasembada beras, kedelai, jagung dan daging, menurutnya, dalam kenyataannya memang tidak gampang.  Kerjasama pemerintah dan swasta itu penting sekali untuk dukung mereka. Bukan hanya agar mereka bisa meningkatkan produksi tapi juga meningkat pendapatan dan kesejahteraannya.
Sumber : Ahmad Soim (Cinta Petani-Tabloid Sinar Tani)
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment