Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Kecamatan Bontocani Kab. Bone, Kekurangan Penyuluh Pertanian

DIOLUHTAN - Kecamatan Bontocani, Kab. Bone masih kekurangan penyuluh pertanian. Sampai saat ini, kecamatan berjuluk “kota bogornya bone” ini baru memiliki 8 orang penyuluh pertanian yang 6 orang diantaranya adalah THL (Tenaga Harian Lepas).
Padahal, jumlah desa dan kelurahan di Bontocani sebanyak 11 desa/kelurahan. Seharusnya menurut aturan, seorang penyuluh memegang satu desa. Namun, saat ini masih ada seorang penyuluh memegang dua desa.
Penyuluh pertanian urusan programa (PPUP) Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Bontocani, Yusran A. Yahya mengakui, unitnya kekurangan petugas penyuluh. Menurut dia, idealnya jumlah petugas penyuluh pertanian ini sesuai dengan banyaknya desa yang ada. “Apalagi luas wilayah desa dan medan bontocani sangat berat, sehingga jika dirangkap 2 desa, maka akan kewalahan, apalagi program nasional sedang digaungkan, sehingga butuh tambahan personel” ungkapnya.
Yusran melanjutkan terkadang polisi pun kewalahan dengan medan bontocani "Maret lalu terjadi kasus pembunuhan di Desa Mattirowalie (salah satu desa di bontocani), Kapolsek mengeluh bahwa berangkat dari kota kecamatan menuju desa tersebut menempuh 4 Jam dengan kendaraan bermotor, 2 Jam olah TKP kemudian 4 Jam kemudian tiba di kantor polsek, jadi 8 Jam habis di perjalanan, begitulah suka-duka medan di Bontocani" lanjutnya
Dia mengaku, dari jumlah penyuluh yang ada, yang berstatus PNS baru 2 orang. Karena terbatas, akhirnya beberapa penyuluh terpaksa mengawasi beberapa desa sekaligus untuk membantu petani.
Untuk menyiasati kekurangan petugas penyuluh, sambung dia, sementara ini dibantu oleh Babinsa TNI yang ada di Bontocani. Menurutnya, peran Babinsa ini sangat membantu bagi penyuluh untuk menjangkau seluruh pelosok desa dalam memberikan penyuluhan kepada para petani. "Apalagi jika ada tenaga pendamping mahasiswa (program pengawalan perguruan tinggi untuk swasembada pangan, diharapkan supaya minimal ada 5 oranglah yang ditugaskan di daerah ini," ujar Yusran.
Dia menambahkan, selain kekurangan penyuluh pertanian, Bontocani pun masih kekurangan penyuluh kehutanan dan peikanan. Menurutnya, keberadaan penyuluh kehutanan dan penyuluh perikanan sama pentingnya dengan penyuluh pertanian.
Dia pun memprediksi, jangankan terisi, jumlah penyuluh di Kab. Bone ini akan berkurang pada tahun-tahun kedepan. Pasalnya, kedepan akan ada sejumlah penyuluh yang akan pensiun dari tugasnya. Sehingga, nanti akan ada banyak petani yang sulit mendapatkan informasi dari petugas penyuluh.
Minimnya jumlah penyuluh pertanian berbanding terbalik dengan tuntutan kebutuhan di lapangan. Pasalnya, pada tahun ini pemerintah menargetkan fungsi penyuluh terus ditingkatkan dalam pencapaian upsus pajale swasembada pangan 2017. (yoush)
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment