Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Presiden Joko Widodo : Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Bukan Tugas Mudah

Mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan bukan merupakan tugas mudah. Banyak tantangan yang kompleks. Demikian dikatakan Presiden RI, Joko Widodo.

Menurut Jokowi, Indonesia yang pada tahun 2014 memiliki jumlah penduduk 252 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,39% per tahun, memerlukan pangan dalam jumlah besar dan makin beragam dan berkualitas. Kondisi tersebut berpotensi mengakibatkan ketidakseimbangan terhadap daya dukung dan daya tampung yang tersedia.
Selain itu, katanya, perkembangan ekonomi dunia yang tidak menentu dan belum menggembirakan dikhawatirkan berpengaruh secara global. Bahkan mengganggu perkembangan ekonomi nasional. “Untuk itu, perlu upaya keras dalam mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan,” katanya.
Prioritas Pembangunan Pangan
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan pencapaian swasembada pangan sebagai salah satu prioritas pembangunan pangan. Beberapa masalah mendasar untuk mencapai swasembada pangan antara lain kerusakan jaringan irigasi, ketersediaan benih bermutu di tingkat lapang, ketersediaan pupuk, kelangkaan tenaga kerja, ketidakefisiennya dalam pelaksanaan usahatani dan kekurangan tenaga penyuluh.
Untuk itu pemerintah telah menetapkan upaya-upaya antara lain, Pertama, refocusing kegiatan tahun 2015 sebesar Rp 3.800,65 miliar yang lebih difokuskan pada pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai. Kedua, penghematan dan pengurangan dari perjalanan dinas dan rapat-rapat di hotel sebesar Rp 822,68 miliar untuk dialihkan ke kegiatan-kegiatan produktif yang secara langsung mendukung swasembada padi, jagung dan kedelai.
Ketiga, lanjut Jokowi, melaksanakan upaya percepatan tanam tahun 2014 di 12 provinsi sentra padi utama. Kegiatannya adalah optimalisasi lahan dan penyediaan alat mesin pertanian (alsintan) dengan memanfaatkan dana kontingensi sebesar Rp. 578,14 miliar.
Keempat, penambahan dan usulan kegiatan-kegiatan prioritas melalui APBN-P 2015 sebesar Rp. 25,8 triliun. Fokusnya kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengadaan benih, bantuan pupuk bersubsidi, penyediaan alsintan, pengawalan dan pendampingan penyuluh dan pengendali OPT.
Kelima, penyediaan dana untuk subsidi pupuk sebanyak 9,5 juta ton setara Rp. 28 triliun. Keenam, penyediaan dana subsidi benih sebesar Rp. 2 triliun untuk areal seluas 5 juta hektar. Pemerintah melakukan perbaikan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengaturan penyediaan benih melalui penunjukan langsung. “Benih dulu sering telat datang. Apalagi dengan sistem lelang akan menghambat produksi petani. Karena itu Perpres akan diubah. Perubahan tersebut dilakukan agar penyaluran benih tepat waktu, sehingga petani tidak perlu khawatir mengenai masalah tersebut,” kata Jokowi.
Selain itu Perubahan Surat Edaran Bersama (SEB) yang melibatkan Kejaksaan Agung, Kepolisian, BPKP, Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, dalam mengawal pelaksanaan pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai sampai dengan tahun 2017. Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga dilibatkan melalui pemanfaatan Babinsa dan mahasiswa dalam mengawal pelaksanaan kegiatan padi, jagung dan kedelai. Saya selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan telah menugaskan menteri-menteri yang terkait dengan pangan bersama-sama gubernur dan bupati/walikota untuk mengambil langkah-langkah konkrit di lapangan dalam mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan,” tuturnya.
Jokowi menegaskan, kedaulatan dan kemandirian pangan tidak akan terwujud jika tidak melibatkan peran serta petani, penyuluh, peneliti dan seluruh komponen masyarakat. Mulai dari pelaksanaan produksi, distribusi hingga konsumsi pangan, penyampaian informasi pangan, pengawasan terhadap kelancaran pembangunan pangan, hingga peningkatan kemandirian pangan rumah tangga.
Dalam dialog dengan Presiden, Winarno, seorang penyuluh dari Lampung mengatakan, dirinya resah dengan jumlah penyuluh yang makin terbatas, sehingga pendampingan kepada petani sangat kurang.

Sumber : Denis/Yul (/tabloidsinartani.com/read-detail/read/presiden-ri-kedaulatan-dan-kemandirian-pangan-bukan-tugas-mudah/)
Editor : Yusran A. Yahya
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment