Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Pengantar Presiden pada Rapat Terbatas Soal Pangan 2013

Pengantar Presiden pada Rapat Terbatas Soal Pangan, di Bukittinggi, Sumatera Barat, 29 Oktober 2013

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati para menteri, para gubernur, para pimpinan dunia usaha, dan peserta rapat koordinasi yang saya cintai. Alhamdulillah hari ini kita dapat bertemu dan melaksanakan pertemuan di kota Bukittinggi, kota yang bersejarah dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di negeri kita. Semoga pertemuan kita mendapatkan ridha dari Allah SWT dan apa yang ingin kita lakukan untuk negeri ini di masa depan juga mendapatkan rahmat, petunjuk, dan bimbingan-Nya sehingga dapat kita capai dengan baik.

Saudara-saudara kurang lebih 3 (tiga) minggu yang lalu saya diberitahu oleh staf bahwa Menteri Pertanian meminta saya untuk hadir dalam peringatan Hari Pangan Sedunia yang insya Allah akan dilaksanakan beberapa hari lagi di Padang. Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum juga menyampaikan rekomendasi kepada saya untuk meresmikan peresmian sejumlah proyek infrastruktur, di antaranya adalah selesainya pembangunan Jembatan Kelok Sembilan yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Riau, dan juga ada sejumlah agenda yang Saudara Gubernur Sumatera Barat memohonkan kepada saya untuk kita resmikan sekaligus.
Terhadap itu semua saya berpikir, kalau ke Sumatera Barat hanya untuk kegiatan seremonial Hari Pangan Sedunia ataupun meresmikan proyek-proyek infrastruktur yang telah kita rampungkan, saya pikir sayang. Justru yang lebih penting, berkaitan dengan Hari Pangan Sedunia itu bagaimana kita sekarang dan ke depan bisa meningkatkan kecukupan dan ketahanan pangan di seluruh tanah air, bisa meningkatkan produksi dan produktivitas sejumlah komoditas pangan kita, utamanya sekali lagi utamanya komoditas strategis, yaitu beras, gula, jagung, daging sapi, dan kedelai ataupun produk turunannya.
Oleh karena itulah, kita menggunakan kesempatan yang baik ini untuk bersama-sama di Bukittinggi ini menyusun rencana aksi yang sekaligus kemudian kita jalankan. Ingat dulu, sebagian dari para gubernur sudah bersama-sama saya ketika tahun 2007 kita mencanangkan membikin rencana aksi dan kemudian menjalankannya untuk meningkatkan produksi beras di seluruh tanah air, dan sasaran itu bisa kita capai. Kita pernah mencapai titik sebutlah swasembada beras lagi yang dulu pernah diraih oleh negeri kita pada tahun 80-an. Bahwa sekarang meskipun cukup produksi beras kita, karena kebutuhan beras di dalam negeri meningkat dengan tajam, ditambah dengan gangguan akibat perubahan iklim, ditambah dengan gejolak pasar beras di tingkat dunia, ditambah dengan seringnya berubah kebijakan negara-negara eksportir beras utama di dunia seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja; maka kita memerlukan stok yang lebih besar. Tetapi yang jelas upaya yang kita jalankan dulu semacamcrash program tetapi juga tetap dalam kerangka upaya nasional meningkatkan beras kita, itu bisa kita capai.
Sejalan dengan itu, harapan kita, harapan saya pribadi, apa yang kita putuskan di Bukittinggi ini bisa segera kita jalankan setahun mendatang, dan kemudian dilanjutkan lagi nanti untuk masa 5 (lima) tahun berikutnya lagi. Saya akan sampaikan kepada presiden terpilih nanti, pengganti saya, agar apa yang telah kita rintis ini, karena hasilnya insya Allah bagus, itu bisa ditingkatkan, disempurnakan dengan demikian hasilnya juga makin nyata. Itulah yang saya maksudkan kita bertemu di sini, kita berinteraksi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha untuk bersama-sama menyusun rencana aksi ini dan kemudian kita jalankan.
Saudara-saudara, kemarin atau minggu lalu saya berada di Kalimantan Selatan, bersama Pak Rudi Arifin untuk meresmikan berbagai proyek infrastruktur dalam kerangka MP3E.I dan kemudian meresmikan atau melaksanakan groundbreaking pembangunan proyek-proyek berikutnya, di samping ada acara saya dengan PWI. Satu hal, apa yang Saudara rumuskan bersama kabinet, bersama dunia usaha dulu sebelum tahun 2011, baik di Tampak Siring, di Cipanas, di Bogor, hasilnya nyata. Sampai dengan kita laksanakan groundbreaking di Kalimantan Selatan kemarin, yang sudah berjalan investasinya itu mencapai RP 737,9 trilIun, ini melegakan.
Jadi MP3EI yang kita susun bersama dulu, saya kira Saudara masih ingat itu bukan macan kertas, itu riil, itu nyata. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada para gubernur, terima kasih kepada dunia usaha termasuk Kadin di dalamnya dan tentunya para menteri terkait. Artinya kalau kita serius, kita kompak, menteri, gubernur, dengan usaha, bisa. Marilah kita jaga budaya dan tradisi kebersamaan ini, duduk bersama menetapkan sasaran secara bersama menjalankannya dan kemudian ketika diimplementasikan ada sebuah desk, ada sebuah posko yang memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik. Kalau ada hambatan kita atasi bersama-sama.
Belajar dari 2 (dua) hal yang kita lakukan itu, satu peningkatan produksi beras yang kita laksanakan pada tahun 2008-2009-2010 dulu hasilnya nyata, MP3EI itu sendiri yang sekarang kita laksanakan hasilnya juga nyata, maka saya mengajak sambil memohon pertolongan dari Allah SWT mari betul-betul kita lakukan upaya ekstra untuk meningkatkan produksi pangan, jangka pendek dan jangka menengah.
Saudara-saudara, untuk memberikan pemahaman yang lebih utuh kepada kita semua, saya ingin menyampaikan beberapa hal dalam pengantar saya ini sebelum kita lanjutkan pertemuan kita hari ini untuk membahas dan kemudian menetapkan rencana aksi kita nanti dan kemudian kita putuskan di Bukittinggi ini sebagai rencana aksi Bukittingg,i dan sekaligus saya dilapori akan ada penandatanganan nota kesepahaman antara dunia usaha dengan pemerintah pusat dan daerah, dan itu membuktikan bahwa rencana aksi ini setelah kita tetapkan di Bukittinggi ini segera kita tindaklanjuti dan jalankan.
Saudara-saudara, rencana aksi yang akan kita bikin ini harus fokus, jadi action oriented, agenda focus, jangan melebar kemana-mana. Kita punya rencana aksi cukup 10 (sepuluh) halaman, semua bisa baca, bisa dikantongi, tetapi yang akan kita laksanakan jelas, sasarannya jelas, siapa berbuat apa jelas, kemudian sinerginya juga seperti apa, hanya itu. Yang penting implementasinya.
Mengapa saya katakan jangan melebar kemana-mana, karena yang akan kita lakukan adalah meningkatkan produksi pangan. Produksi pangan, mengapa? Kalau harga-harga pangan tidak stabil, ada kecenderungan kenaikan harga pangan itu, maka faktor utamanya adalah rakyat kalau itu Indonesia, masyarakat dunia kalau itu sifatnya global memerlukan lebih banyak pangan untuk mereka sementara suplainya itu tidak bisa memenuhi kebutuhan itu dengan baik. Ini urusansupply-demand, urusan production and consumption, produksi dan konsumsi. Meskipun ada, memang ada distorsi pasar, spekulasi, ketidakstabilan nilai tukar, dan sebagainya tetapi intinya adalah urusan supply dengan demand. Makin banyak yang diproduksi pangan itu maka harga akan stabil, harga akan baik, tetapi kalau produksinya makin berkurang atau produksinya tetap kebutuhannya meningkat hampir pasti harga tidak stabil dan cenderung naik.
Contohnya di negeri kita, Saudara-saudara tahu, penduduk Indonesia barangkali sekarang sudah mendekati 250 juta. Produksi pangan di waktu yang lalu untuk negeri kita cukup karena jumlah penduduknya lebih sedikit, kelompok menengah atau konsumen class yang memerlukan komoditas pangan secara lebih banyak lagi juga belum banyak, cukup untuk negeri kita. Sekarang makin banyak jumlah penduduk, konsumen class juga meningkat yang mereka mengkonsumsi lebih banyak lagi kebutuhan pangan, akibatnya terasa kurang, ditambah persoalan global yang saya sebutkan tadi. Sehingga solusinya tidak usah kita gaduh, menuding kesana kemari, menyalahkan pihak-pihak tertentu, solusinya yang cerdas kita tingkatkan produksi pangan yang bisa kita tingkatkan di dalam negeri kita. Dengan demikian, harapan kita, kalau klop, pas antara produksi dengan konsumsi maka kenaikan harga yang tidak wajar itu bisa kita cegah.
Kalau ada gejolak dunia seperti biasanya, entah minyak, entah beras, entah gula, kita punya pengalaman untuk melaksanakan stabilisasi: kebijakan khusus, insentif fiskal, operasi pasar, dan sebagainya. Tetapi yang ingin kita capai adalah lebih banyak lagi pangan yang bisa kita produksi apakah beras, apakah gula, apakah jagung, apakah daging sapi, apakah kedelai. Meskipun kedelai banyak tantangannya tetapi haruslah kita bertekan meningkatkan produksi itu. Sementara cabai, kentang, telur, daging ayam, ikan yang menurut pengamatan kita relatif cukup, kita jaga, kalau lebih justru bisa kita ekspor ke negara-negara sahabat.
Saudara-saudara, dengan policy ini maka kalau ada gejolak pangan, yang ada dalam pikiran kita tidak harus impor, selalu mengimpor. Karena kalau makin ke depan ketergantungan pada impor ini tinggi maka tidak baik, belum seperti yang saya katakan tadi ada instabilitas harga pada tingkat global, secara sosial juga tidak bagus. Oleh karena itulah, sekali lagi solusinya mari kita tingkatkan produksi pangan kita.
Tadi malam saya memimpin rapat kabinet terbatas di ruang sebelah, baik Menko Perekonomian maupun Menteri Pertanian melaporkan capaian atau progress peningkatan pangan di negeri kita. Sebenarnya tidak buruk, sebenarnya progress-nya nyata, kemajuannya ada, sasaran lebih banyak yang bisa kita capai dibandingkan yang tidak, tetapi yang tadi itu, karena penduduknya juga meningkat, kebutuhan juga meningkat, rasanya belum aman kalau kita hanya  menjalankan kebijakan dan rencana yang ada, apakah jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Saya boleh mengatakan, jika kita melakukan business as usual, ya sudah sepuluh tahun yang lalu juga begini, duapuluh tahun yang lalu juga begini, sekarang ke depan juga seperti itu saja. Kalau itu yang kita lakukan, meskipun makin bagus, hasilnya nyata, litbangnya makin cocok tetap saja sulit memenuhi kebutuhan yang terus meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, di samping kita sudah punya RPJMN, kita punya RKP, para gubernur juga punya di provinsinya masing-masing, dan saya tahu Saudara juga bekerja sekuat tenaga berupaya sungguh-sungguh, tetapi sekali lagi secara nasional saya pikir kita harus menambahnya lagi dengan program-program khusus sebagaimana yang menjadi tujuan kita bertemu di Bukittinggi ini.
Saudara-saudara, mengapa kita melibatkan dunia usaha? Pikiran saya, untuk menambah produksi komoditas pangan yang tadi itu, kalau kita duduk bersama, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan dan regulasi yang tepat; kemudian pemerintah daerah mempersiapkan tempatnya, regulasi daerah, iklim dibikin lebih bagus; dan kemudian dunia usaha willing (mau) untuk melaksanakan investasinya dengan investasi yang serius, besarannya juga cukup; maka terjadilah kegiatan meningkatkan produksi ini, apapun komoditasnya. Kalau salah satu tidak bagus, akan terganggu. Misalnya, kebijakan nasional kita tidak tepat, tidak kondusif, untuk itu tidak akan terjadi. Kebijakan nasional bagus, daerah ada yang tidak pas, tidak akan mengalir. Pusat bagus, daerah bagus, dunia usaha tidak mau, tidak tergerak, tidak terjadi. Di sinilah diperlukannya sinergi di antara kita karena kita yakin bahwa ini bagus, para pemimpin bisnis yang di belakang sana, Bapak juga dapat profit dapat keuntungan karena demand-nya riil, konsumsinya riil, makin meningkat tidak mungkin ceritanya rugi. Kalau Bapak merasa tidak rugi, bagus untuk negeri kita, untuk rakyat kita melakukan sesuatu yang nyata. Nah mari para gubernur, para menteri kita atur, kita berikan fasilitas supaya berkembang, kalau berkembang, nasional juga bagus, daerah dapat lapangan pekerjaan, ada pergerakan ekonomi lokal, dan sebagainya.
Saudara-saudara, dengan demikian yang hendak kita lakukan, di samping jalur yang konvensional tadi, yang sudah para gubernur lakukan, yang sudah para menteri lakukan, yang dunia bisnis juga jalankan, kita hendak memobilisasi sumber daya, memobilisasi resources. Pertama, mari kita pastikan ada lahan-lahan yang masih bisa kita gunakan. Oleh karena itu, Kepala BPN kita hadirkan. Mana Pak Hendarman Soepandji? Ada di sini. Para gubernur juga ada di sini, Bapak/Ibu nanti bisa turut bicara dengan para bupati/walikota agar lahan yang kita perlukan ini nanti dipadukan di mana yang paling baik atau tersedia sehingga bisa kita gunakan untuk meningkatkan produksi pangan ini.
Setelah ada land, maka harus ada modal finansial, kita pikirkan banknya, financing-nya, dunia usahanya begitu. Manpower,  saya kira tenaga kerja daerah tidak akan kekurangan, saya yakin itu. Aplikasi teknologi  banyak sekali hasil litbang, litbang kita sendiri, kerja sama dengan negeri sahabat mengapa tidak. Kita punya kerja sama dengan Brasil urusan kedelai misalnya, mengapa tidak kita lakukan kerja sama itu dengan Tiongkok urusan beras misalnya, dengan negara lain urusan sapi, yang penting kalau teknologi itu cocok mari kita adopsi atau kita padukan dengan litbang kita.
 Transportasi, harus kita pikirkan lebih efisien, Menteri Perhubungan ada di sini, termasuk distribusinya. Infrastruktur yang segera diperlukan, Menteri Pekerjaan Umum ada di sini. Irigasi yang paling dibutuhkan yang mana, di provinsi apa, kalau bisa kita segera keluarkan anggarannya mengapa tidak, begitu. Jadi kalau kita bersinergi, pusat, daerah, dan dunia usaha rasanya kita bisa meningkatkan produksi itu tahun mendatang dan juga tahun-tahun berikutnya.
Saudara-saudara, jika insya Allah kita bisa meningkatkan produksi yang nyata, bukan sekedar naik begitu, tapi dengan target tertentu maka bangsa ini akan memiliki self confidence yang lebih tinggi, ternyata Indonesia bisa, ternyata bisa sebagaimana MP3EI, sebagaimana peningkatan beras pada tahun 2008-2009 yang lalu. Ini pesan saya, kita ini kadang-kadang terlalu lama bikin rencana, bikin rencana aksi bisa berbulan-bulan, malah nggak jadi-jadi, keburu naik harganya, keburu teriak-teriak saudara kita. Jadi tadi malam saya berpesan, cukup 10 (sepuluh) halaman saja, 1 (satu) hari jadi, wong kita sudah punya pengalaman. Ini kan bukan barang baru bagi kita, para gubernur mungkin sudah lebih dari 8-7 tahun menanggani ini, saya juga sudah 9 (sembilan) tahun, para menteri, jadi sudah sama tahu, dunia usaha juga begitu. Tidak usah habis bikin rencananya, keburu telat, keburu semuanya berubah, yang penting implementasinya.
Begini Saudara-saudara, saya kira ilmu kita sama, kita ingin 10 (sepuluh) sasaran, ketok palu, kita jalankan. Karena satu dan lain hal, dunia tidak seindah yang kita pikirkan, ada masalah baru, isu baru, hambatan sana, hambatan sini; hanya mencapai 6 (enam), bersyukur kita, daripada nol, tidak bikin apa-apa; dapat 7 (tujuh), alhamdulillah; dapat 8 (delapan), terima kasih. Artinya jangan kita berkutat, koordinasi, rencana, ini, tapi tidak jalan-jalan. Oleh karena itu, semangat kita, kita sepakat sasaran kita ini, ayok gubernur apa, dunia usaha apa, pusat apa, kita jalankan. Ini yang kita harapkan, kita terbitkan di Bukittinggi hari ini.
Saya dengar drafnya sudah disusun, nanti silakan dibahas dan setelah pembahasannya selesai saya akan masuk lagi nanti untuk mendengarkan presentasi, saya ingin juga dengar bagaimana pandangan gubernur, siapa yang mewakili nanti; dunia usaha; terus bismillah kita putuskan di Bukittinggi ini untuk kita jalankan secara bersama.
Saudara-saudara, tadi malam saya juga sudah menyampaikan, rencana aksinya itu singkat saja. Misalnya, situasi umum, situasi umum pangan kita ini seperti apa sih di Indonesia ini, setelah itu apa tugas pemerintah, tugas kita, sasarannya apa yang akan kita capai, setelah itu bagaimana pelaksanaannya, setelah itu bagaimana kita memastikan pelaksanaannya berjalan dengan baik, selesai. Sesederhana itu rencana aksi kita, yang penting dapat kita laksanakan dengan baik.
Saudara-saudara, saya menggarisbawahi adalah bahwa ada tanah, ada kebijakan dan regulasi yang pas, ada dunia usaha yang ingin berusaha meningkatkan produksi besar-besaran, ada uang yang bisa digunakan untuk membangun itu, dan kemudian bersama-sama kita awasi. Itu sebetulnya yang kita perlukan, yang akan kita capai.
Pak Emil terima kasih, saya kemarIn bertanya mana sesepuh kita, karena kalau kita ke Sumatera Barat tidak ada Pak Emil Salim rasanya belum lengkap, alhamdulillah.
Jadi itu sebetulnya, dengan demikian Saudara-saudara, supaya tidak habis waktu untuk pengantar saya karena sekali lagi kita sudah mengerti inti permasalahnnya tetapi kita juga ingin meningkatkan produksi ini, mari kita bicarakan dengan baik.
Saudara-saudara, pengantar saya, saya cukupkan sampai di sini. Teman-teman wartawan silakan meninggalkan ruangan dulu, nanti ada press statement di akhir pertemuan kita ini dengan demikian pertemuan bisa kita lanjutkan.

Terima kasih.
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment