Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Kementan Minta Pelaku Usaha Tidak Mainkan Harga Ayam

DIOLUHTAN. Dilansir oleh Republika, Kementerian Pertanian (Kementan) dengan tegas meminta pelaku usaha tidak memainkan harga ayam. Padahal, stok daging ayam dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. "Jangan ada oknum yang bermainlah yang sengaja membuat harga ayam ini naik," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, drh. I Ketut Diarmita, MP di IPB International Convention Center, Kamis kemarin.
Dirjen PKH) Kementan, drh. I Ketut Diarmita, MP bersama Jurnalis Dioluhtan beberapa waktu lalu

Menurutnya, kenaikan harga tersebut dipengaruhi juga dengan manajemen isu untuk menggiring adanya impor daging ayam. Hal ini terbukti dengan embusan rencana impor daging ayam asal Brasil yang berupaya digagalkan Kementan. "Saya memang nggak mau," tutur Dirjen PKH.
Ketut Diarmita pun mengakui bahwa di tengah harga daging ayam tinggi ini memang ada yang berupaya mencoba menutupi harga mahal melalui impor. Peternak pun meminta adanya perlindungan dari pemerintah. Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Herry Dermawan mengatakan pihaknya akan menentang upaya impor tersebut. "Jadi intinya, peternak menolak impor," ujar dia.
Berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, jumlah produksi daging ayam masih memiliki kelebihan dari permintaan. Populasi ayam broiler grand parent stock sebesar 842.651 ekor dan populasi parents stock 29.199.337 ekor. Ia melanjutkan, dengan konsumsi perkapita tahun 2017 asumsi 12,31 kg, maka kebutuhan daging ayam sebanyak 3,223,878 ton per tahun.
Ada kekurangan sebanyak 349.996 ton per tahun. Namun kekurangan ini dipenuhi dari ayam pejantan dan ayam afkir. Begitu juga dengan pasokan telur ayam. Ia menambahkan, produksi telur di Indonesia mencapai 7.524 ton per hari dengan kebutuhan 7.393 ton per hari. Dengan asumsi konsumsi perkapita per tahun, artinya terdapat kelebihan 1.730 ton per hari. (source)
Ini Penyebab Harga Ayam Naik Menurut Kemendag
Sementara beberapa hari yang lalu melalui situs yang sama yaitu Republika. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan mengundang sejumlah peternak dan pedagang guna membahas persoalan lonjakan harga daging ayam ras belakangan ini, Jumat (19/1). Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti mengatakan, dari hasil rapat tersebut disimpulkan bahwa faktor cuaca menjadi penyebab utama yang memicu harga daging ayam merangkak naik. "Karena cuaca ini ayamnya jadi tidak bisa berkembang biak dengan baik," ungkap Tjahya
Menurutnya, tren kenaikan harga pada daging ayam ras biasanya terjadi pada Januari-Maret saat curah hujan tinggi. Namun begitu, Tjahya menyebut pihaknya belum merumuskan solusi cepat untuk meredam gejolak harga tersebut. Sebab, rapat baru mengidentifikasi masalah berdasarkan penuturan para pelaku usaha. “Mengenai apa yang harus kita lakukan, itu akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya." paparnya
Sementara itu, sejumlah pedagang daging ayam di pasar-pasar tradisional Kota Bandung mogok berjualan pada Jumat (19/1). Aksi mogok itu merupakan bentuk kekecewaan pedagang atas mahalnya harga daging ayam ras yang kini telah menyentuh angka Rp 40 ribu per kilogramnya. Pedagang berencana melanjutkan aksi protes selama tiga hari. "Mulai dari bandar nggak akan jualan. Otomatis kita pengecer juga ikut mogok karena nggak ada pasokan daging," kata Entis (30 tahun), pedagang daging ayam di Pasar Cicaheum, Kota Bandung (Source).
Editor dan Foto : Y.A. Yahya / Admin


Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment