Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Kementan Kembangkan Instrumen Dagang SPS untuk Tingkatkan Ekspor Pertanian,

DIOLUHTAN-suluhtani. Kementerian Pertanian RI melalui Badan Karantina Pertanian selama kurun waktu 4 tahun terakhir telah lakukan negosiasi dagang dalam kerangka SPS atau Sanitary and Phytosanitary Measures, komoditas pertanian dengan 18 negara. "Saat ini kita terlalu menutup diri, tertinggal dari negara lain. Melalui perjanjian kerjasama SPS ini diharapkan komoditas kita ekspornya terus naik," kata Arifin Tasrif, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Barantan, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Selasa (8/1/2018).
Sebelumnya, Arifin memaparkan kerjasama SPS tersebut pada acara Bincang Asik Pertanian Indonesia di Gedung Pusat Informasi Agribisnis, Kementerian Pertanian (Jumat, 4/1/2018). Pada kesempatan itu, Arifin menjelaskan hasil kerja peningkatan ekspor komoditas pertanian lewat perjanjian SPS pada tahun 2018 diantaranya adalah Indonesia - Australia CEPA senilai 667,8 juta US$ untuk komoditas coklat, manggis, salak dan kopi. Sementara Indonesia - Chile CEPA senilai 143,8 juta US$  untuk komoditas CPO dan jagung. Dan ASIAN Hongkong China FTA senilai 3 miliar US$ untuk komoditas tepung kelapa, mangga, sarang burung walet, madu, coklat, teh dan kopi. Sedangkan Indonesia - EFTA CEPA senilai 1,2 muliar US$  untuk komoditas rempah-rempah, kakao, teh, kopi dan produk kayu.
Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Dr. Arifin Tasrif bersama narasumber saat dialog Bincang Asik Pertanian Indonesia (4/1) (Foto; Dok. Kementan)

Menurut Arifin, saat ini Indonesia telah berhasil malakukan perundingan perdagangan terutama untuk komoditas pertanian diantaranya Indonesia - European Union CEPA, Indonesia - Australia CEPA, Indonesia - Chile CEPA, Indonesia EFTA CEPA, Indonesia - Iran PTA dan Regional Comprehensive Economic Partnership. Sedangkan yang dalam tahap proses perundingan diantaranya Indonesi - Japan EPA, Indonesia - Pakistan PTA, ASEAN Economic Community dan Indonesia Turkey CEPA.
Upaya menembus pasar tujuan ekspor melalui harmonisasi aturan dari otoritas karantina di negara tujuan ekspor terus dilakukan Barantan. Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Jokowi tidak hanya meningkatkan volume namun juga membuka market akses bagi jenis komoditas lain yang terus digali. Dukungan akselerasi ekspor produk pertanian diantaranya adalah melakukan perundingan dibidang standar SPS dan prokol SPS negara, menyusun perjanjian protokol karantina dengan negara tujuan ekspor, mempercepat pemenuhan protokol karantina dan proses inline inspection bersama petani, pertukaran data elektronik sertifikat ke negara tujuan dan perundingan penyelesaian kasus SPS seperti untuk komoditas CPO, pala, kopi, teh, manggis dan salak. 
Hadir pula dalam diskusi ini adalah para pelaku usaha masing-masing Indah Sofiati, eksportir jeruk purut dengan tujuan negara ekspor Perancis dan Hendro Juwono dari Asosiasi Eksportir dan Importir Sayur dan Buah. "Dukungan Barantan sangat nyata bagi penjaminan mutu dan kesehatan produk pertanian kita, dan surat penjaminan karantina kita dipercaya oleh karantina di Perancis," kata Indah.
Editor : Yoush
Sumber : www.jpp.go.id

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment