Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Fakta tentang Rabies, Ini Himbauan Penyuluh Pertanian

DIOLUHTAN. Sulsel. Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab. Bone, Sulawesi Selatan, Yusran A. Yahya, SPt, MSi menyatakan penyakit rabies atau anjing gila tidak perlu ditakuti dan resah sepanjang tidak terkena gigitan anjing yang terkena rabies.
Masyarakat tidak perlu resah dan panik jika digigit anjing liar dan hanya perlu mengikuti beberapa langkah pencegahan. "Jangan resah ketika ada rabies. Kalau ada yang digigit anjing, cuci cepat daerah gigitan dengan sabun. Peras darah agar keluar kemudian bawa ke puskesmas segera untuk mendapat vaksin. Yang paling penting rabies tidak usah ditakuti," kata Yusran saat mulai mensosialisasikan Bahaya Gigitan Rabies dan Penangannannya di Desa Patimpeng, Kec. Patimpeng, Kab. Bone.

Penyuluh Pertanian Disnak Bone, Yusran A. Yahya saat kegiatan Vaksinasi Massal Rabies

Yusran memaparkan jika kebetulan tidak segera mendapat suntikan vaksin anti-rabies (VAR), masyarakat bisa mengurung anjing tersebut untuk diobservasi.Anjing yang tertular rabies akan mati dalam waktu 14 hari. Namun, penularan rabies tergantung pada letak gigitan. Jika digigit di area kaki, perawatan masih bisa ditunda, namun jika di bagian perut sampai ke atas, harus segera mendapat suntikan VAR. Oleh karena itu, ia pun mengimbau orangtua untuk segera bertindak cepat jika anak-anak terkena gigitan, terutama di bagian wajah. "Karena anak-anak itu pendek, pasti mukanya yang digigit, biasanya bagian pipi. Kalau muka sangat dekat dengan end target di otak kecil. Kemungkinannya 0,1 persen kita hidup," terang Yusran.
Dalam sosialisasi tersebut, dia juga mengimbau agar masyarakat bisa menyadari virus rabies hanya bisa dikendalikan dengan memberi vaksin pada anjing peliharaan secara rutin setahun sekali. Dengan begitu, gigitan anjing tidak akan berbahaya.
Seperti diketahui bahwa penyakit rabies merupakan salah satu penyakit zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya) yang sangat berbahaya. Lebih dari 59.000 orang di dunia meninggal karena penyakit rabies setiap tahunnya. Rabies hampir selalu berakibat fatal jika gejala pada korbannya sudah muncul. Artinya, jika gejala penyakit ini sudah muncul, 99% korbannya akan meninggal.
Penyakit ini memang 99% dapat menyebabkan kematian jika gejala sudah muncul, namun 100% dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi hewan peliharaan, edukasi masyarakat, dan juga dengan penanganan luka gigitan hewan penular rabies dengan cepat dan tepat.
99% kasus rabies yang terjadi pada manusia ditularkan melalui gigitan anjing. Oleh karena itu, salah satu strategi yang dianggap efektif dan efisien dalam upaya pencegahan dan pengendalian rabies adalah melalui vaksinasi massal tahunan pada daerah endemis rabies dengan target minimal 70% populasi anjing di wilayah tersebut dapat divaksin. 
Hal ini harus didukung dengan program penyadaran masyarakat melalui program edukasi terkait dengan rabies dan penularannya, serta penanganan kasus gigitan anjing dan hewan penular rabies yang lain. Program edukasi ini sangat penting terutama kepada anak-anak karena 4 dari 10 kasus rabies biasanya terjadi pada anak-anak.
Lebih dari 2/3 wilayah dunia tertular penyakit rabies. Kebanyakan wilayah tersebut berada di Asia dan Afrika, terutama pada negara berkembang. Di Indonesia sendiri, rabies tersebar di 25 dari 34 provinsi yang ada, kecuali Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarya, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Papua Barat.
Program pencegahan dan pengendalian rabies akan berhasil jika ada keterlibatan aktif dari masyarakat. Masyarakat mempunyai peran penting di dalam program pencegahan dan pengendalian rabies, yaitu dengan menjadi pemilik hewan yang bertanggung jawab. Menjadi pemilik hewan yang bertanggung jawab sangat mudah dilakukan: memberikan makan dan minum hewan peliharaan, memberikan tempat tinggal hewan peliharaan, mengobati hewan peliharaan jika sakit, memberikan vaksinasi rabies kepada hewan peliharaan, serta tidak melepasliarkan hewan peliharaan.

Yusran A. Yahya bersama Dirjen PKH (kanan) berharap secepatnya Indonesia Bebas Rabies.

Mari bekerja bersama menuju Indonesia bebas rabies!
Source : Y.A. Yahya bersama Sahabat Anti Rabies
Foto : Y.A. Yahya dan Sahabat Anti Rabies (Fakta)
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment