Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Asal Muasal Itik Tidak Mengerami Telurnya

DIOLUHTAN-suluhtani. Dahulu kala, saat cerita ini berawal dari semua hewan yang pertama kali mendapat keturunan. Di mulai dari kambing melahirkan, kemudian sapi, lalu kucing melahirkan, semua hewan mamalia melahirkan anaknya masing-masing.
Selanjutnya Ayam. Pada saat ayam akan mendapatkan keturunan, ayam pun tampak bahagia. “kini giliranku,” gumamnya.
Tiba waktunya ayam memperoleh keturunan, saat ia melihat anak-anaknya, ayam sangat terkejut, karena tidak seperti hewan mamalia lainnya yang mempunyai keturunan serta serupa dengan induknya. Lalu ayam pun berteriak tanda taidak menerima kejadian tersebut, seperti yang kita tahu, ayam selalu berkotek setelah bertelur. “Petok petok.. petok petok”. Kalau diartikan dalam bahasa kita, seperti “Gak cocok.. gak cocok…, ndak cocok… ndak cocok”. Hal ini dikarenakan keturunan yang dilihatnya tidak serupa dengan dia yang berbentuk seperti batu. Si ayam sangat kecewa.
Lalu ayam mengadu kepada Tuhan. “Tuhan... kenapa anak-anakku tidak serupa dengan aku??”.
Doanya didengar oleh sang Dewata, kemudian Tuhan mengumpulkan semua unggas. Setelah semua unggas berkumpul lalu Tuhan berkata: “Hai para unggas… jika kalian ingin anak-anak kalian serupa dengan kalian maka eramilah batu (telur-telur) yang telah kalian keluarkan/lahirkan. Berdiamlah dan bersabarlah sampai mereka menetas” sabdaNya.
Itik yang punya karakter suka bicara dan sering tidak memperhatikan kata-kata, sibuk mengoceh sendiri, bicara sendiri “kwek kwek kwek”, persis seperti kalian (dulu) saat guru menjelaskan di Kelas saat pelajaran berlangsung.
Setelah mendapatkan petunjuk, para unggas pun kembali ke sarang masing-masing.
Melihat semua unggas bubar, itik pun pulang. Tetapi ia bingung apa yang disampaikan oleh Tuhan.
Ayam melanjutkan proses berkembang biaknya lalu mengikuti petunjuk Tuhan.. ia pun mengerami telur-telurnya.
Tibalah saatnya itik bertelur, setelah ia bertelur itik bingung karena anaknya berbentuk bulat.
ia pikir yang ia keluarkan hanya batu. Lalu ia tinggalkan begitu saja.
Kisah itu pulalah juga menjadi asal muasal kenapa tanduk gajah ada di mulutnya, bukan di atas kepalanya.
Dari cerita dongeng tersebut dapat kita ambil hikmahnya yaitu, jika ada sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi. Jika ada cewek cantik yang mandi di ladang, kenapa tidak anda kasih tahu dari tadi., pastinya tidak ada kamar mandi, Hee..hee..hee...... (bayangkanlah sendiri)
Disarikan dari Cerita Medsos
Editor : Y.A.Yahya
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment