Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Kisah Kurban Sang Kakek Yang (seharusnya) Membuatku Malu

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban.Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku,dengan spontan saya menutupnya dengan saputangan.
Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.
Saya masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti.Matsaya tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang,ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.
" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.
" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.
" Tidak bisa turun pak?" katsaya mencoba bernegosiasi.
" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagang bertahan.
" Satu juta lima ratus ribu ya?" saya melsayakan penawaran pertama
" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.
Saya menimbang-nimbang, apakah akan terus melsayakan menawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.
" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" katsaya
" Masih belum pas tutupnya pak " ujarnya tetap cuek
" Yang sedang mahal ‘kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?" ujarku berdalih mencoba melsayakan penawaran termurah.
" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput" kata si pedagang meledek.
Dalam hati saya berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan saya alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu.
Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, saya berencana ke toko ban mobil. Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus ulirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.
" Kalau yang belang hitam putih itu berapa pak?" katsaya kemudian
" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah" katanya
Belum sempat saya menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi.
Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya asih terlihat segar.
" Gagah sekali kambing itu. Berapa harganya pak?" katanya kagum
" Dua juta tidak kurang tidak lebih, pak" kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.
" weisshh.. mahal sekali itu harganya ?" kata si kakek dengan dialek bahasanya yang kental
" bisa di tawar-kan ya pak ?" lanjutnya mencoba negosiasi juga.
" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni.
" tidak pak. saya mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun in, uang saya cukup untuk membayarnya koq pak." katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari ssaya celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya.
" ini dua juta rupiah pak..! kambingnya diantar ke rumah saya yaa pak?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.
Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali saya yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek,
kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.
" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan
" Tidak ada ongkos kirimnya yaa?" si kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih
" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek
" mau di antar ke mana bapak?" (tiba-tiba nada panggilan kakek berubah lembut)
" Alhamdulillah, lebihnya lima puluh ribu bisa ditabung lagi" kata si kakek sambil menerimanya
" Tolong antar ke kampung dekat itu yaa, sesampainya di belakang Masjid Baiturrahman, tanya saja rumahnya pak Syamsudin pensiunan kantor kecamatan, Insya Allah anak-anak bocah sudah tahu."
Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail milikku.
Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.
Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku. Kakek tua pensiunan kantor kecamatan yang hanya berkendara sepeda engkel, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya.
Saya tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek.
Yang saya tahu, di sekitar masjid Baiturrahman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar kampong itu hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan.
Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta asing. Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi…
Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super,Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus…
Tapi apa yang saya pikirkan?
Saya hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuanku yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku di dunia fana.
Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, saya berpikir seribu kali saat membelinya.
Astaghfirullah……………
Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini ke arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu
--------------------------
Disadur dari Kisah Dan Hikmah (https://www.facebook.com/KataDanHikmah?), Jika Anda tersentuh dengan Hadist di atas, tolong “share” cerita ini ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada pada cerita di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, terimakasih.
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment