Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Pelarut Vaksin Tetelo (ND) dengan Air Kelapa

DIOLUHTAN-suluhtani. Kewaspadaan terhadap timbulnya penyakit dalam usaha peternakan unggas harus selalu ditingkatkan karena hal tersebut akan merugikan peternak. Keberadaan penyakit dapat menurunkan produktivitas dan dapat menyebabkan kematian. Mencegah bibit penyakit masuk ke lingkungan peternakan dan ke dalam tubuh ternak merupakan cara ampuh yang dapat dilakukan. Yakni dengan cara biosekuriti dan vaksinasi yang ketat.
Vaksinasi merupakan tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak untuk melindungi ternak dari penyakit. Vaksin sendiri merupakan mikroorganisme/agen infeksi yang sudah dilemahkan atau dimatikan dan diformulasikan sedemikian rupa yang digunakan untuk infeksi buatan. Fungsinya ialah menggertak pembentukan kekebalan (antibodi) pada ternak sehingga dapat mencegah infeksi penyakit.
Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab. Bone, Yusran A. Yahya (Kanan) saat Demonstrasi Cara Vaksinasi ND
 Pada Ayam Buras di Bontocani, Sulsel.

Pelaksanaan vaksinasi ND/tetelo bagi ayam buras masih menemui banyak kendalanya terutama di daerah-daerah pedesaan hal ini karena vaksin ND sulit diperoleh dan juga bila vaksinnya ada, pelarut vaksinnya tidak ada. Air suling steril memang sudah biasa digunakan sebagai pelarut vaksin dan hanya bisa diperoleh dari toko obat atau apotik, namun harganya relatif mahal untuk peternak ayam buras di pedesaan.
Disamping itu, dengan pelarut air suling umumnya vaksin ND hanya dapat digunakan selama 4 jam setelah dilarutkan. Lebih dari 4 jam potensinya sudah mulai menurun. Pada hal dalam melaksanakan program vaksinasi ayam buras seringkali memerlukan waktu yang cukup lama untuk menangkap ayam dan pindah tempat dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Guna mengatasi semua masalah tersebut di atas, maka sudah dilakukan penelitian tentang Pemanfaatan air kelapa sebagai pelarut vaksin ND.
Selama ini air kelapa dikenal dapat menggantikan cairan tubuh. Rasanya yang manis dan kalorinya yang rendah juga membuat banyak orang menyukainya. Namun benarkah air kelapa dapat menggantikan cairan tubuh?. Air kelapa mengandung karbohidrat dalam bentuk gula dan elektrolit yang mudah diserap tubuh. Dibanding minuman berenergi atau olahraga, air kelapa mengandung lebih sedikit kalori dan natrium, serta lebih banyak potasium.
Tiap sekitar 30 ml air kelapa terkandung 5.45 kalori, 1.3 gram gula, 61 mg potasium, dan 5.45 mg sodium. Sebelumnya Darilyn Campbell-Flack dalam American Journal of Emergency Medicine mencatat air kelapa pernah menolong seorang pria yang mengalami kelumpuhan tubuh parsial dan demam tinggi. Saat itu persediaan infus di rumah sakit sedang habis, pihak rumah sakit pun memberikan air kelapa sebagai pengganti. Tak disangka air kelapa berfungsi mirip cairan infus karena sang pasien sembuh setelah dua hari diinfus air kelapa. Jadi air kelapa ini memang sangat layak untuk dijadikan pelarut vaksin.

Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk pelarut vaksin ND ini yaitu Alat, diantaranya Suntikan (Spoit) dan pisau. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air kelapa yang sebaiknya menggunakan air kelapa muda yang berwarna hijau.

Cara Pembuatan
Sebelum melaksanakan vaksinasi ND bagi ternak Ayam buras maka alat-alat harus disterilkan terlebih dahulu atau dicuci dengan air panas. Bagian dari sabut kelapa pada tempat bertunas dibersihkan, kemudian air kelapa diambil dengan alat suntik 10 ml yang steril dengan cara memasukan jarumnya pada tempat bertunas, lalu air kelapa diisap/disedot ke dalam alat suntik (spoit) tersebut sesuai dengan keperluan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi para petugas peternakan, medik/paramedik vateriner, vaksinator dan lain-lain, khususnya di wilayah desa terpencil
Re-Suluh dan Editor : Yusran A. Yahya
Sumber: Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) 
LPTP Koya Barat, Irian Jaya No. 01/95

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment