Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Evaluasi Inseminator : Penanganan "Straw" dalam Persiapan melakukan IB


Pemaparan Bagaimana Penanganan "Straw" untuk IB

DIOLUHTAN-suluhtani. Sulsel. Pembangunan sub-sektor peternakan di Indonesia perlu untuk ditingkatkan, hal ini mengingat permintaan akan produk peternakan di Indonesia pada umumnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi masyarakat, akan tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan populasi ternak. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha peningkatan produksi dan populasi ternak sapi potong.
Salah satu yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi daging dan anak sapi atau pedet adalah dengan meningkatkan jumlah pemilikan sapi dan mutu genetik ternak. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan inseminasi buatan (IB) pada sapi potong, karena semen yang digunakan terhadap IB berasal dari sapi jantan yang genetiknya baik dan angka service per conception (S/C) yang rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan kawin alam.Inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik adalah upaya memasukkan semen/mani ke dalam saluran reproduksi hewan betina yang sedang birahi denganbantuan inseminator agar hewan dapat bunting. Dari definisi ini inseminator berperan sangat besar dalam keberhasilan pelaksanaan IB. Keahlian dan keterampilan inseminator dalam akurasi pengenalan birahi, sanitasi alat, penanganan (handling) semen beku, pencairan kembali (thawing) yang benar, serta kemampuan melakukan IB akan menentukan keberhasilan


Baca Pula : 

Muh. Yakub, SST (pegang mic) didampingi Penyuluh Pertanian memberikan penjelasan mengenai "straw" dan pernak pernik dalam persiapan melakukan IB
Dinas Peternakan Kab. Bone menyelenggarakan Pertemuan Inseminator se-Kabupaten Bone dalam rangka up-grading dan evaluasi petugas inseminator tahun 2018. Hal ini dikarenakan Program IB masih memerlukan perhatian khusus dalam pengembangan di lapangan. Berbagai masalah timbul dalam pelaksanaan IB, seperti kesiapan peternak, ketersediaan ternak betina berahi siap kawin, keterampilan inseminator, manajemen (pengelolaan) semen beku serta recording yang lebih maksimal melalui iSikhnas. Pertemuan tersebut dihadiri 80 orang petugas inseminator, pimpinan pertanian kecamatan (PPK) Dinas Peternakan, penyuluh pertanian Dinas Peternakan dan beberapa staf Dinas Peternakan Kab. Bone.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan diskusi mengenai kendala-kendala dilapangan terkait dengan keberhasilan inseminasi buatan yang dilakukan inseminator mulai dari persiapan sampai pelaksanaan IB termasuk penanganan semen beku pada container.
Penanganan Semen Beku dalam Kontainer
Angka kebuntingan pada ternak sapi dengan pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB), dipengaruhi juga oleh kualitas spermatozoa yang terkandung dalam semen beku sangat dipengaruhi oleh bagaimana penananganan semen pada saat penyimpanan, transportasi, thawing dan penyuntikan pada organ reproduksi.
1. Segera periksa kondisi container, kondisi nitrogen cair, kondisi straw baik mengenai jumlah dan motilitas sperma setelah thawing.
2. Jika kondisi N2 cair dianggap kurang segera lakukan penambahan nitrogen dan segera tutup kembali container, karena kekurangan nitrogen cair akan menurunkan kualitas semen.
3. Sebaiknya diberi label petunjuk isi per canister untuk memudahkan pengambilan oleh petugas IB
4. Semen beku harus selalu dalam rendaman nitrogen cair atau apabila hanya terdapat satu canister maka volume nitrogen cair minimal 1/3 tinggi container
5. Untuk mengecek nitrogen cair dapat digunakan mistar atau tongkat kecil berskala yang dicelupkan kedalam container. Mistar atau tongkat berskala terssebut setelah dicelupkan kemudian dilihat Kristal es/embun yang terbentuk pada tongkat. Hal ini menandakan tinggi/volume nitrogen cair dalam container.
6. Pengambilan straw dalam canister dari container tidak boleh melebihi tinggi leher container
7. Hindari pemindahan straw dari container satu ke container lain sesering mungkin
8. Straw yang sudah dithawing tidak dapat lagi dikembalikan kedalam container
Kepala Dinas Peternakan Kab. Bone, drh. Aris Handono mengharapkan melalui kegiatan ini dapat me-refresh kembali pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemandirian inseminator dalam teknis pelaksanaan IB serta dalam melakukan tugasnya dengan efektif, efisien, dan berhasil dalam memperkecil S/C (service per conception) dan memperpendek calving interval serta mensukseskan program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab).

Kegiatan up-grading dan evaluasi inseminator dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Desember 2018 bertempat di Baruga Saoraja Mattiriwalie, Desa Batulappa, Kec. Patimpeng, Kab. Bone. Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Kasi Ternak Besar, Kasi Ternak Kecil, Kasi Penyuluhan, Kasi Ternak Unggas dan Aneka Ternak, Para penyuluh Pertanian Kabupaten lingkup Dinas Peternakan, Kepala Desa Batulappa beserta staf dana para babinsa TNI dan Babinkamtibmas Polri yang juga merangkap sebagai inseminator.
Y.A.Yahya
Penyuluh Pertanian Disnak Bone.

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment