Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Lahan Gambut Potensial Sebagai Lahan Pertanian


DIOLUHTAN.suluhtani. Lahan gambut adalah bentangan lahan yang tersusun dari dekomposisi tidak sempurna dari vegetasi pepohonan yang tergenang air sehingga kondisinya anaerobik. Sebagian besar lahan gambut masih berupa hutan yang menjadi habitat tumbuhan dan satwa langka.
Tanah gambut memiliki kemampuan menyimpan air hingga hingga 13 kali dari bobotnya. Tanah gambut ini banyak dijumpai di daerah- daerah jenuh air seperti rawa, cekungan atau tepi pantai. Tanah gambut terdiri dari sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut dan binatang yang telah mati. Tanah ini biasanya terbentuk di lingkungan yang basah.
Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan permintaan terhadap produk pertanian maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian juga meningkat. Proses dekomposisi di tanah gambut terhambat karena kondisi anaerob yang menyebabkan sedikitnya jumlah organisme pengurai.
Lahan gambut yang dulunya dianggap sebagai lahan marjinal, sekarang malah menjadi salah satu perluasan lahan pertanian. Negara kita Indonesia memiliki luas lahan gambut 14,91 juta hektar yang tersebar di Sumatera seluas 6,44 juta hektar (43%), Kalimantan seluas 4,78 juta hektar (32%) dan Papua seluas 3,9 juta hektar (25%).
Menurut UU No. 26 Tahun 2007 ada lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan lahan gambut mulai dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan.
Cara mengolah tanah gambut menjadi lahan pertanian yang baik dan benar adalah dengan mematuhi semua kebijakan-kebijakan dari pemerintah, selalu menjaga kelestarian lingkungan dan tanah.
Berikut tata cara pengolahan lahan gambut menjadi lahan pertanian.
1. Lakukan pembakaran lahan dengan benar
Ternyata dengan membakar lahan maka abu hasil pembakaran akan sangat membantu menurunkan keasaman tanah dan dapat menyuburkan tanah.
Tidak semua lahan gambut bisa dibakar, ada kriteria tertentu tanah gambut yang bisa dibakar.
Jika salah membakar lahan gambut akan berakibat sangat fatal mulai dari pencemaran udara, asap dan tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
2. Membuat saluran air
Membuat saluran air salah satunya adalah dengan membuat irigasi, drainase serta menggenangi lahan dengan air secara benar.
3. Memberikan pupuk
Pemberian pupuk pada tanah gambut sangat penting sekali, karena lahan gambut minim unsur hara. Dengan memberikan pupuk yang tepat akan membuat lahan gambut menjadi subur.
Pemerintah memanfaatkan lahan gambut di sejumlah provinsi Indonesia untuk budi daya, mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan.
Lahan gambut dalam pertanian biasanya digunakan untuk budi daya kelapa sawit, padi, nanas, lidah buaya, jelutung rawa, punak, resak, kapur naga, gaharu, sagu, karet, kelapa, bawang (termasuk bawang merah), cabai, jagung, bunga kol, pare dan akasia.

Jika ingin menanam tanaman pada lahan gambut, sebaiknya perlu diperhatikan jenis gambutnya, apakah dangkal atau dalam.
Biasanya Dinas Pertanian Propinsi atau Kabupaten sudah mempunyai sejumlah hasil riset tanaman apa yang paling bernilai ekonomis di lahan gambut di daerahnya.
Namun apapun yang mau ditanam di lahan gambut, tidak ada salahnya mempertimbangkan juga tanaman yang sesuai letak ketinggiannya, karakteristik tanahnya dan pilihan tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan gambut. 
Referensi : (1) balittanah.litbang.pertanian.go.id; (2) jurnalbumi.com; dan (3) pengetahuanhijau.com
Editor : Y.A.Yahya
Sumber-Foto : hormon tumbuhan

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment