Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Gubernur Sulsel Panen Raya Kedelai program Upsus Swasembada Pangan Tahun 2015 di Kab. Bone

Gubernur Sulawasi Selatan, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, MH dan Bupati Bone Dr. H. Andi Fashar Padjalangi, MSi melakukan panen raya perdana kedelai di Desa Kajaolaliddong, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, Sulsel (Rabu, 2/12/2015).
Pengalungan Bunga Saat Penyambutan Gubernur dan Kepala Litbang Kementan RI
Kegiatan panen raya yang rencananya akan dihadiri oleh Menteri Pertanian yang juga berasal dari Kab. Bone, Andi Amran Sulaiman. Beliau berhalangan hadir dikarenakan padatnya kegiatan upsus swasembada pangan di Indonesia dan diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementrian Pertanian RI, Dr. Ir. H. Muhammad Syakir, MS. Beliau bersama Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ketua DPRD Prov. Sulsel, H. Moh. Roem dan Ketua KTNA Prov. Sulsel, H. Muh. Yunus melakukan panen perdana kedelai program upsus swasembada pangan tahun 2015.

Bupati Bone Andi Fashar Mahdin Padjalangi menyebutkan, luasan lahan tanaman Kedelai sebanyak 260 hektare yang dimiliki Desa Kajaolaliddong mampu menghasilkan hasil panen yang baik dan memuaskan. “Kami dari pemerintah daerah berharap panen yang dihasilkan ini bisa diserap dengan baik,” ujarnya.
Saat melakukan panen Kedelai
Gubernur Sulsel, Bupati Bone, Ka.Badan Litbang, Ketua DPRD Prov. Sulsel memperlihatkan hasil panen Kedelai
(ki-ka : Ketua DPRD Prov. Sulsel, Kepala Badan Litbang Pertanian, Gubernur Sulsel, Bupati Bone, Kajari Bone, Danrem Toddopuli Bone)
Gubernur Sulsel Syahrul Y Limpo dalam sambutannya mengaku senang dengan adanya kelompok-kelompok tani yang mampu menghasilkan kedelai sebanyak ratusan hektare. Meski saat ini dilanda musim kekeringan namun petani tetap optimis melakukan tanaman kedelai. “Bone ini termasuk wilayah yang representatif di bidang pertanian,” sebutnya.
Berdasarkan hasil ubinan yang diperoleh, hasil usaha tanaman kedelai ini menghasilkan Provitas 2.88 ton/ha dengan varietas anjasmoro. Gubernur Sulsel berharap, panen kedelai di Bone bisa menjadi contoh kepada kabupaten yang lain yang ada di Sulsel.
Bupati Bone Sanjung Gubernur Sulsel
Gubernur Sulsel berlangkali medapatkan sanjungan dan pujian dari Bupati Bone saat sambutannya sebeum melakukan panen raya kedelai “Di tengah hamparan kedelai di desa Kajaolaliddong ini adalah suatu tanda kecintaaan Gubernur kita yang bersedia datang di Bone untuk bersama kita melakukan panen raya kedelai,” ungkap Bupati Bone di hadapan Gubernur Sulsel.
Sambutan Bupati Bone Dr. H. Andi Fashar Padjalangi, MSi
Kemudian Bupati Bone melanjutkan pujiannya kepada Gubernur Sulsel dengan menyebutkan, meski saat ini dilanda musim kemarau sehingga 17 persen berdampak kekeringan, akan tetapi Bone bisa menghasilkan 21 persen pokok produksi karena sinegritas yang kuat. “Ini kerja sama yang kuat antara aparat TNI, Polri, dan masyarakat kelompok tani untuk bersama-sama melakukan pembenahan di bidang pertanian. Dan hal ini tak lepas dari dorongan Pemprov Sulsel,” bebernya.
Selanjutnya, kata Bupati Bone, Bone merupakan kabupaten yang bisa mengubah pola pikir pertanian sehingga mendapat penghargaan dari Menteri Pertanian. “Kita mengakui bahwa Sulsel dihantam dengan musim kemarau, tapi ditengah-tengah musim kemarau yang dahsyat ini bapak gubernur bisa hadir di tempat ini untuk melaksanakan panen raya kedelai dengan hamparan 260 hektar, dan inilah tanaman kedelai di Sulsel yang berhasil berkat kerjasama kita yang kuat,” paparnya.
Diguyur Hujan saat Panen Raya, Gubernur Sulsel: Ini Suatu Berkah
Hujan deras tiba-tiba mengguyur saat Panen Raya Kedelai Program Upsus Swasembada 2015. Namun, meski hujan deras yang sudah mengguyur sejak awal acara, tak menganggu proses panen raya ini.
Sambutan Gubernur Sulsel,  Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, MH
Pejabat Pemkab Bone, para penyuluh pertanian dan masyarakat yang menghadiri acara tampak tetap bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan pesta panen ini. “Sekian lama ditunggu-tunggu oleh masyarakat, akhirnya hujan pun turun di saat pesta panen raya ini dilaksanakan. Ini merupakan berkah karena sekian lama kita menunggu turunnya hujan,” kata Syahrul Yasin Limpo.
Penyerahan Simbolis Bantuan Saprodi pertanian
Bupati Panen Bawang Merah di Hari sebelumnya
Sementara di hari sebelumnya (Selasa, 2/12/15) Bupati Bone bersama rombongan, diantaranya Kepala BP4K Kab. Bone, dan Kadis Pertanian TPH Kab. Bone melakukan panen raya tanaman bawang merah di Desa Bana, Kec. Bontocani, Kab. Bone.


 Bupati Bone (tengah, kedua dari kanan) Saat melakukan panen Bawang Merah


Sambutan Bupati Bone Dr. H. Andi Fashar Padjalangi, MSi
Penyuluh Pertanian Kec. Bontocani yang juga baru-baru ini dimutasi dari Desa Bana menjelaskan kepada petani dan rombongan Bupati Bone bahwa Panen dilakukan saat tanaman berumur 65-75 hari setelah tanam, ditandai dengan daun sudah mulai rebah dan umbi tersembul ke permukaan tanah. Cara memanen adalah dengan mencabut tanaman dan menjemurnya dibawah terik matahari langsung atau diletakkan diatas para-para (rak khusus yang terbuat dari bamboo). “Untuk dapat bertahan 6 bulan bila penanganan pasca panennya baik. Salah satu cara penyimpanan yang baik adalah dengan menyimpan diatas para-para” ungkap Yusran
Yusran A. Yahya juga memuji para petani ini yang mau melakukan, melaksanakan dan sudah bisa menanam bawang merah dan sekarang telah panen di lahan seluas 2 hektar. Hanya petani berharap kepada pemerintah untuk menjaga harga bawang supaya tidak terlalu jatuh dalam saat panen raya seperti sekarang ini.
Mereka juga berharap pemkab memfasilitasi pengairan di persawahan Desa Bana dan juga membantu pembasmian hama pada tanaman bawang merah, sehingga dan budidaya bawang merah diwilayah tersebut tetap berkesinambungan dan hasil panen lebih maksimal. "Kami sangat bersyukur, meski tanaman bawang merah sempat terserang hama, namun hasilnya tetap bagus," katanya.
Sementara itu, Ambo Edi Marsuki, Ketua Kelompok Tani Panre Tanrae mengatakan hasil panen ini sangat bagus, meski pada usia 35 hari ada serangan hama ulat dan daun kering.  "Hasil panen sangat bagus. Luas lahan bawang merah seluas 850 meter persegi mampu menghasilkan sembilann kwintal lebih" kata Ambo disela-sela panen bawang merah.
Ia mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk benih, pupuk, bensin dan upah tenaga Rp 3 juta. Kalau hasil produksi sembilan kwintal dengan harga jual Rp18 ribu hingga Rp20 ribu, maka hasil jual Rp17 juta. "Harga jual bawang merah sangat tinggi dibandingkan 2014 tahun lalu sampai awal 2015 seharga Rp10 ribu hingga Rp12 ribu, Akhir 2015 sebesar Rp18 ribu sampai Rp20 ribu, jadi keuntungannya bersih Rp 14 juta," katanya.

Yusran . Yahya/Admin






Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment