Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Pakan Ternak Sapi dengan Fermentasi Jerami

DIOLUHTAN. Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan dibuat kompos.  Ternak sapi  yang mengonsumsi jerami padi menghasilkan  kotoran (pupuk kandang), yang nantinya apabila dikelola dengan baik akan  menjadi pupuk organik dan akan  bermanfaat bagi tanaman. Jerami padi dapat digunakan untuk pakan sapi potong dewasa sehingga pada lokasi lahan sawah yang mampu  panen 2 kali setahun akan selalu tersedia pakan berserat untuk sapi.
Hambatan pemanfaatan jerami padi sebagai sumber pakan ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila dibandingkan dengan hijauan pakan.  Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat diperbaiki dengan teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi. 
Cara  yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak sapi adalah melalui proses fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung urea, mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen nonsimbiotik.
Proses fermentasi sederhana dengan urea (amoniasi) dapat mempercepat proses fermentasi untuk disimpan sebelum digunakan sebagai pakan ternak. Prinsipnya,  jerami dilunakkan kemudian ditambahkan amoniak atau nitrogen ke dalamnya, agar protein dan serat kasarnya dapat dicerna dan jumlah bakteri pencernaan dalam perut sapi bertambah jumlahnya sehingga lebih baik mencernanya.
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampilan berwarna coklat dengan tekstur yang lebih lunak. Kandungan nutrisi yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa fermentasi serta memiliki nilai gizi yang sebanding dengan rumput gajah. 
Beberapa penelitian melaporkan bahwa kandungan protein kasar pada jerami padi fermentasi meningkat dari 5,36% menjadi 6,78%. Penelitian lain menyebutkan bahwa proses fermentasi dapat menurunkan kandungan residu pestisida golongan organokhlorin (OC) maupun organofosfat (OP), yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan produk ternak yang dihasilkan.
Sementara fermentasi dengan menggunakan probiotik bisa dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap fermentasi dan pengeringan/penyimpanan. Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan 1 ton jerami fermentasi probiotik adalah: 1 ton jerami padi segar, probiotik sesuai dosis anjuran, Urea 2,5 kg, dan air secukupnya. 
Pada tahap pertama, jerami padi yang baru dipanen dari sawah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%. Jerami padi segar yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan probiotik. Tumpukan jerami tersebut dapat dilakukan hingga ketinggian sekitar 3 meter.  Setelah pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik.

Tahap kedua adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung. Setelah proses pengeringan ini, maka jerami padi fermentasi dapat diberikan pada ternak sebagai  pakan pengganti rumput segar.
Yusran A. Yahya
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment