Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Android Bekas Dijadikan "Polhut" di Kalimantan

DIOLUHTAN-suluhtani. Sebuah perusahaan rintisan (startup) asal California menemukan cara baru dalam mendeteksi penebangan pohon secara liar di hutan. Caranya, mereka menggunakan smartphone Android bekas.
Smartphone menjadi komputer mini canggih yang jika dimodifikasi, bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan rintisan, Rainforest Connection.

Melalui situs urun dana Kickstarter, startup yang sukses membuat konservasi satwa monyet gibbon di Kalimantan tersebut kini menggalang dana untuk membuat teknologi yang bisa mendeteksi pembalakan liar di seluruh dunia.
Dilansir dari situs MaRS, Rainforest Coonection memodifikasi smartphone Android bekas menjadi "polisi kehutanan" alias peranti dengar elektronik yang bisa mengirim SMS melalui jaringan GSM manakala terjadi pembalakan hutan secara liar.
Caranya, perangkat Android bekas dipasang mikrofon yang memiliki sensitivitas tinggi yang bisa menangkap suara sekeliling, seperti suara gergaji mesin. Bila menangkap suara bising, smartphone kemudian akan mengirimkan pesan peringatan berupa SMS dalam jaringan GSM kepada pihak yang berwenang.
Diharapkan, dengan mendapatkan notifikasi lebih cepat, pihak berwenang bisa mencegah perusakan hutan yang lebih luas lagi. Perangkat Android tersebut juga telah dimodifikasi agar bisa beroperasi tanpa menggunakan baterai, alih-alih menggunakan tenaga surya.
Saat ini, di situs Kicstarter, startup Rainforest Connection telah mengumpulkan dana sebesar 167.299 dollar AS, melebihi target yang ditetapkan sebelumnya sebesar 100.000 dollar AS.
Sumber: MaRS, (Reska K. Nistanto)
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment