Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Masih Dianggap Rendah Konsumsi Daging Sapi di Indonesia

DIOLUHTAN. Konsumsi daging sapi orang Indonesia masih rendah, yakni hanya 2,2 kg per kapita/tahun. Demikian disampaikan Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup (PSDLH) Kemendesa, Faizul Ishom.
Dalam keterangannya disebutkan konsumsi daging sapi Indonesia rendah dibandingkan dengan negara lain, seperti Argentina yang mencapai 55 kg per kapita/tahun, Brazil 40 kg per kapita/tahun, dan Jerman 40-45 kg per kapita/tahun. Sementara Singapura dan Malaysia sebanyak 15 kg per kapita/tahun.
Menurut dia, meski tingkat konsumsi daging sapi Indonesia masih rendah, kebutuhan daging sapi nasional cukup tinggi hingga ratusan ribu ton per tahun karena populasinya yang besar.
Faizul mengatakan pemenuhan kebutuhan daging nasional menjadi salah satu prioritas utama yang dilakukan oleh pemerintah karena swasembada daging sapi untuk ketahanan pangan nasional dinilai masih jauh dari harapan.
Di sisi lain, ujar dia, pemberdayaan potensi daerah penghasil daging masih membutuhkan dukungan dalam berbagai aspek agar bisa lebih optimal.
Berdasarkan penelitian dari UGM dan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (APFINDO), diperkirakan pada tahun 2015 untuk konsumsi daging sapi naik mencapai 2,56 kg per kapita per tahun sehingga jumlah total kebutuhan daging nasional akan mencapai 653.000 ton atau setara dengan 3.657.000 ekor sapi.

Sementara, angka produksi peternak lokal hanya mampu memenuhi sebesar 406 ribu ton atau setara dengan 2.339.000 ekor sapi sehingga masih ada sekitar 1.318.000 ekor sapi yang harus diimpor.
Direktur Eksekutif APFINDO Djoni Liano menuturkan database yang ada saat ini masih bersifat sektoral. "Selama ini yang menjadi perhitungan adalah kebutuhan daging dihitung secara nasional bukan berdasarkan kebutuhan di tiap daerah," ujar dia.
Di samping itu, menurut dia, swasta memerlukan dukungan dan insentif dari pemerintah, khususnya terkait penyediaan lahan untuk meningkatkan skala usaha sehingga pemenuhan daging sapi tidak perlu diselesaikan dengan cara impor dari luar. (rol/wa3)
Sumber : www.wartaagro.com
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment