Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Hewan dan Binatang-Binatang pun Mengutuk Perzinahan

DIOLUHTAN. Hewan dan binatang pun mengutuk perzinahan yang merupakan perbuatan sangat hina. Sudah jelas bahwa Islam melarang umat manusia untuk melakukan perbuatan zina. Bahkan, mendekati zina pun tidak diperbolehkan. Allah SWT telah menyediakan balasan berupa siksaan di neraka maupun adzab di dunia karena perbuatan dosa besar ini.
Secara fitrah zina adalah perbuatan yang kotor, keji dan hina. Apabila seseorang melakukan perbuatan ini maka hati dan matanya telah tertutupi oleh godaan dan gelora syahwat dari setan sehingga ia lupa akan fitrahnya sebagai manusia dan seorang hamba dan akhirnya mereka pun tenggelam dan hanyut dalam kubangan lumpur setan yang begitu hina. Oleh karena itulah, hukum perzinahan menurut Islam sangat dilarang karena dapat mendatangkan banyak kemadharatan.
Ternyata tidak hanya manusia yang menganggap bahwa zina merupakan perbuatan dosa besar, melainkan hewan juga menganggap perzinahan sebagai kesalahan besar sehingga pelakunya haruslah dihukum. Berikut ini adalah beberapa kisah mengenai kebencian binatang pada perbuatan zina.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa pada masa Jahiliah terdapat seekor kera yang melakukan zina, kemudian beberapa kera lainnya berkumpul untuk merajam pelaku zina itu.
Kisah lengkapnya akan dijelaskan oleh Imam Ibnu hajar. Suatu hari ia berada di Yaman sedang menggembala kambing yang dimilikinya. Ia menggembala kambingnya di tempat tinggi. Saat itulah ia melihat seekor kera jantan sedang berdua-duaan dengan kera betina, kemudian mereka berdua tidur berpelukan. Setelah itu, datanglah kera jantan lain yang lebih muda (kecil) dan menggoda kera betina tersebut.
Secara perlahan, kera betina keluar dari pelukan kera jantan pertama dan pergi bersama kera yang lebih muda tersebut. Kedua kera ini kemudian melakukan jima’. Setelah itu, kera betina kembali ke pelukan kera yang pertama. Ia masuk ke dalam pelukan kera jantan pertama secara perlahan. Karena kaget, kera jantan itu pun terbangun dan mencium dubur kera betina. Kera jantan pun kemudian berteriak hingga membuat kera-kera lain berkumpul cukup banyak. Kera jantan itu terus berteriak dan menunjukkan tangannya ke kera betina. Kera-kera itu berkumpul dan berdiri ke samping kanan dan kiri. Di tengah-tengah kelompok itu, terdapat beberapa kera yang membawa kera muda yang tadi. Kedua kera ini kemudian dibawa ke lubang dan dirajam oleh kumpulan kera itu. Inilah tanda bahwa binatang pun mengutuk zina.
Serupa dengan kisah di atas, Syaikhul Islam bercerita bahwa ia telah melihat suatu jenis burung bertelur di masjid kemudian ada seseorang yang mengambil telur itu dan menggantinya dengan telur jenis burung lain. Ketika telur itu menetas, maka keluarlah burung jenis lain. Saat itu pula, sang jantan memanggil teman-temannya dan mengeroyok si betina hingga mati.
Imam Abu Ubaidah juga menyebutkan bahwa di suatu kitab diceritakan bahwa terdapat seekor kuda yang diperintahkan untuk menggauli ibunya, tapi ia tidak mau. Akhirnya, ibu kuda dimasukkan ke dalam rumah dan ditutup dengan kain kemudian diperintahkan anaknya menggauli ibunya itu. Ketika ia mencium bau ibunya, maka ia langsung menggigit dzakarnya sendiri dengan gigi hingga putus.
Kisah binatang-binatang pun ikut mengutuk perzinahan yang lain menceritakan kecemburuan seekor sapi yang rela bunuh diri karena ia telah menggauli ibunya. Dikisahkan, sapi itu ditutup matanya dan kemudian diseret menuju ibunya untuk meggauli sang ibu. Setelah perzinahan itu, mata sapi akhirnya dibuka dan tahu bahwa sapi yang telah digaulinya merupakan ibunya sendiri. Saat itulah sapi lari terbirit-birit menghantamkan kepalanya pada tembok hingga berdarah dan kemudian lari menuju sungai untuk menenggelamkan dirinya sampai mati.
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment