Si
lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu,
dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu
merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan
bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si
lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai
lemas terkapar di lantai.
Ilustrasi by www.maxmanroe.com
Tak
jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar
dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya
itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu
hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang
malang itu menuju sarang mereka.

Semut
kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya
lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"
Masih
sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak
kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya
dengan cara-cara yang sama." Semut tua itu memerintahkan
rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini
dengan mimik dan nada lebih serius, "Ingat
anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan
hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."
Para
pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan
cara yang berbeda
Admin DIOLUHTAN