Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Inilah...Teknik Pemasokan Daging Sapi Oplosan


Berawal dari semakin mahalnya harga daging, beberapa pemasok daging mencoba memanfaatkan momentum tersebut untuk memetik keuntungan lebih besar, namun sayangnya dilakukan dengan cara yang kurang terpuji. Para pemasok nakal ini dengan sengaja mencampur (mengoplos) daging sapi dengan daging lain yang harganya lebih murah, seperti daging ayam atau daging babi/celeng, walaupun tekstur dan aromanya berbeda. (baca pula ciri daging gelonggongan)
Lantas bagaimana caranya agar para pembeli dapat dikelabui ?. Pada dasarnya ada 2 jenis daging sapi yang biasa dijual di pasar yaitu daging giling dan daging mentah. Demikian juga dengan pembelinya, ada yang membeli secara langsung (datang ke lokasi penjualan) ada juga yang hanya memesan lewat telepon. ( silahkan baca : langkah mudah mengenali daging oplosan) Untuk jenis daging giling, hasil oplosannya terbilang sempurna. Setelah digiling, daging oplosan akan tercampur rata sehingga tidak terlihat lagi perbedaan antara daging sapi dengan jenis daging lainnya. Demikian juga dengan aromanya, setelah dicampur dengan tepung sagu, tepung singkong serta rempah-rempah, aromanya tidak jauh berbeda dengan daging sapi murni. Berdasarkan pengamatan, hanya dengan menambahkan bawang putih saja, aroma daging babinya sudah tersamar..
Sementara untuk daging mentah, teknik yang paling banyak digunakan oleh pemasok daging oplosan adalah hanya menerima pesanan lewat telepon dan langsung mengantarnya langsung kepada pemesan. Jadi pembeli tidak akan tahu lokasi pemasok daging tersebut, termasuk jika daging tersebut diopolos dengan daging lain. Dengan cara demikian, keberadaan pemasok daging sapi oplosan sulit dilacak petugas pengawasan.
Namun untuk pemasok yang memiliki kios daging, dimana konsumen datang dan memilih sendiri daging yang akan dibeli, mereka akan melumuri daging sapi oplosan tersebut dengan darah sapi, dalam waktu beberapa menit saja sudah sulit untuk membedakan antara daging sapi murni dengan daging sapi oplosan.
Menurut keterangan Kepala Seksi Pengawasan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Nur Hasan, selain berasal dari pemasok, daging sapi oplosan bisa juga berasal dari pedagang bakso yang membawanya ke kios penggilingan. Memang ada sebagian tukang bakso tersebut yang sengaja bekerja sama dengan pemasok agar mendapat daging murah. Namun sebagian lain malah tidak mengerti bahwa daging giling yang mereka beli adalah hasil oplosan, karena tidak mengawasi proses penggilingannya.
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment