Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Menyulap Kulit Jadi Duit “Penyamakan Kulit”

"usaha penyamakan kulit hewan, sebenarnya mau buka usaha apa saja tergantung kita sendiri."

Mau duit? Ayo kita mulai usaha penyamakan kulit hewan, sebenarnya mau buka usaha apa saja tergantung kita sendiri. Apalagi bila sudah mengenal usaha tersebut tentu saja lebih mempunya kesiapan menghadapi berbagai kendala. Terutama  lihat prospek jangka panjangnya. Terus sudah punya pasar belum? Sebaiknya sebelum start coba petakan dengan jelas kekuatan permintaan dan jalur distribusinya.
Bisnis kulit memang menguntungkan karena pasar masih terbuka lebar. Namun untuk memulainya, pengusaha membutuhkan modal besar. Dengan modal Rp 200 juta, pengusaha hanya dapat memiliki 4 molen dan dikategorikan sebagai pengusaha kecil. Namun, bisnis penyamakan kulit tidak harus memiliki mesin yang banyak. Pengusaha yang tidak memiliki modal peralatan yang cukup, dapat menggunakan mesin milik pengusaha besar asal memberikan bayaran yang sesuai.
Penyamakan kulit 300x200 Menyulap Kulit Jadi Duit Penyamakan KulitSelain mesin, pengusaha pun harus membeli bahan-bahan kimia untuk proses penyamakan kulit. Bahan-bahan kimia tersebut harganya sangat mahal karena sebagian besar masih impor dari Eropa. Hanya kapur dan garam yang tidak perlu impor, sedangkan sisanya yang mencapai 60% dari kebutuhan harus mengimpor. Namun, keuntungan yang diperoleh pun dapat selangit bila pengusaha mampu membaca peta pasar. Pangsa pasar masih sangat luas. Jangankan untuk pasar internasional, pasar lokal dan nasional pun masih memiliki banyak celah. Namun, bagi pengusaha kecil masih sulit untuk mencari celahnya. Keterbatasan dana pun masih menjadi masalah. Ketika ada pesanan yang cukup besar, mereka terpaksa menolaknya karena modal tidak mencukupi. Bagi pengusaha kecil, hingga saat ini masih sangat berat untuk tetap bertahan. Selain terbatasnya kualitas dan kuantitas hasil produksi, mereka pun minim akses terhadap pasar yang lebih luas. Barang hasil produksi mereka
hanya untuk memenuhi pasar lokal.
Namun berbeda bagi pengusaha besar, gairah kebangkitan mulai terasa. Mereka mampu menjual hasil produksinya ke hampir seluruh tempat di Indonesia, bahkan sudah diekspor melalui perusahaan pengekspor ke beberapa negara seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan Cina. Proses dalam industri penyamakan kulit bertujuan untuk merubah kulit hewan menjadi lembaran-lembaran kulit jadi yang siap untuk dipergunakan menjadi bahan baku produk kulit seperti : sepatu, tas, kerajinan, dll.
Terdapat 2 jenis kulit yaitu kulit berkelas yang bebas dari pewarna dan tidak mengandung metal lebih besar dari 62,5 ppm, sedangkan kulit samak adalah kulit setengah jadi sebagai bahan baku untuk industri sepatu atau garmen.  Penyamakan kulit terdiri atas banyak proses yang saling berurutan. Pada saat kulit mentah (rohet) memasuki proses awal, akan diseleksi untuk menghasilkan (menyisihkan) kulit berkelas. Tahapan proses dilakukan dalam drum yang berkapasitas memproses 400 – 600 lembar kulit sekaligus. Penyamakan dilakukan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas mikroorganisma, proses kimia maupun fisik menjadi kulit tersamak yang lebih tahan terhadap faktor-faktor perusak tersebut. Yaitu dengan memasukkan bahan penyamak ke dalam jaringan kulit yang berupa jaringan kolagen sehingga terbentuk ikatan kimia antara keduanya menjadikan lebih tahan terhadap faktor perusak.  Zat penyamak bisa berupa penyamak nabati, sintetis, mineral, dan penyamak minyak.
Penyamakan kulit terdiri atas banyak proses panjang, dan garis besarnya dibagi 3 proses utama yaitu proses awal (beam house atau proses rumah basah), proses penyamakan, dan finishing. Proses awal terdiri atas perendaman (untuk mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengeringan sebelumnya, kulit basah lebih mudah bereaksi dengan bahan kimia penyamak, membersihkan dari sisa kotoran, darah, garam yang masih melekat pada kulit), pengapuran (membengkakan kulit untuk melepas sisa daging, menyabunkan lemak pada kulit, pembuangan sisik, pembuangan daging, pembuangan kapur (deliming) (untuk menghilangkan kapur dan menetralkan kulit dari suasana basa, menghindari pengerutan kulit, menghindari timbulnya endapan kapur), pengikisan protein, pengasaman (pickle) (untuk memberikan suasana asam pada kulit sehingga lebih sesuai dengan senyawa penyamak dan kulit lebih tahan terhadap seranga bakteri pembusuk). Pada kulit sapi, dilakukan proses pembuangan bulu menggunakan senyawa Na2S.
Sesuai dengan jenis kulit, tahapan proses penyamakan bisa berbeda. Kulit dibagi atas 2 golongan yaitu hide (untuk kulit berasal dari binatang besar seperti kulit sapi, kerbau, kuda dll), dan skin (untuk kulit domba, kambing, reptil dll). Jenis zat penyamak yang digunakan mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh. Penyamak nabati (tannin) memberikan warna coklat muda atau kemerahan, bersifat agak kaku tetapi empuk, kurang tahan terhadap panas. Penyamak mineral paling umum menggunakan krom. Penyamak krom menghasilkan kulit yang lebih lemas, lebih tahan terhadap panas. Lewat proses penyamakan, dilakukan proses pemeraman yaitu menumpuk atau menggantung kulit selama 1 malam dengan tujuan untuk menyempurnakan reaksi antara molekul bahan penyamak dengan kulit.
Proses penyelesaian (finishing) menentukan kualitas hasil akhir (leather). Terdiri atas beberapa tahapan proses yang bervariasi sesuai dengan jenis kulit, bahan penyamak yang digunakan, dan kualitas akhir yang diinginkan. Proses finishing akan membentuk sifat-sifat khas pada kulit seperti kelenturan, kepadatan, dan warna kulit. Proses perataan (setting out) bertujuan untuk menghilangkan lipatan-lipatan yang terbentuk selama proses sebelumnya dan mengusahakan terciptanya luasan kulit yang maksimal. proses perataan sekaligus juga akan mengurangi kadar air karena kandungan air dalam kulit akan terdorong keluar (striking out). Beberapa proses lanjutan lainnya adalah pengeringan (mengurangi kadar air kulit sampai batas standar biasanya 18 – 20 %), pelembaban (menaikkan kandungan air bebas dalam kulit untuk persiapan perlakuan fisik di proses selanjutnya), pelemasan (melemaskan kulit dan mengembalikan kerutan-kerutan sehingga luasan kulit menjadi normal kembali), pementangan (untuk menambah luasnya kulit), pengampelasan (untuk menghaluskan permukaan kulit). Kulit samakan bisa dicat untuk memperindah tampilan kulit.
Alat dan mesin yang digunakan dalam melakukan proses penyamakan adalah sebagai berikut :
  • Timbangan, berfungsi untuk mengetahui berat kulit dan bahan-bahan kimi yang akan digunakan.
  • Pisau seset atau pisau fleshing, digunakan untuk membuang daging yang masih melekat pada kulit saat proses buang daging.
  • Papan kuda-kuda, digunakan untuk meniriskan atau menggantung kulit setelah proses penyamakan
  • Papan pentang, digunakan untuk mementang kulit agar kulit lebih lemas dan memperoleh luas yang maksimal.
  • Mesin ampelas, digunakan untuk meratakan bagian dalam kulit sehingga diperoleh kulit yang lebih tipis dan lemas.
  • Meja dan papan staking, digunakan untuk melemaskan dan menghaluskan kulit yang dikerjakan secara manual.
  • Drum milling, digunakan untuk melemaskan dan menghaluskan kulit yang telah disamak.
  • Drum putar (Tannning Drum), digunakan pada proses perendaman, pencucian, serta proses-proses lain yang menggunakan air dan bahan-bahan kimia.
  • Alat-alat lain yang digunakan adalah spraying, ember, corong plastik, selang air, gunting, pisau dan kertas pH.
diolah dari berbagai sumber.

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment