Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Identifikasi Tingkah dan Gerak Laku pada Ternak

DIOLUHTAN-suluhtani. Seorang peternak, juga pada sahabat penyuluh pertanian (non background peternakan) perlu memahami bagaimana behaviour atau tingkah laku dari ternak yang akan ditanganinya. Bila memahami tingkah laku sapi, dapat diduga bagaimana sapi tersebut memberikan respon bila diberi stimulus.

Sapi tidak dapat melihat, mencium bau atau mendengar lingkungannya seperti yang dilakukan manusia. Mata sapi terdapat pada kedua sisi kepalanya. Sapi melihat dan memperkirakan jarak benda disampingnya dengan satu mata (monocular vision) dan pandangan dimuka kepalanya dengan dua mata (binocular vision).

Sapi cukup sensitif dengan gerakan atau suara yang mengejutkan. Seekor pejantan akan sangat agresif pada saat musim kawin, demikian pula sapi yang baru melahirkan akan selalu melindungi anaknya dengan segala kekuatannya, sehingga peternak harus mengetahui apa karakteristik dari sapi. Peternak harus tanggap atau respek pada kemampuan ternak sapi seperti kekuatan dan kecepatan dari sapi, sehingga tidak ada keragu-raguan atau rasa takut dalam melakukan penangananan ternak sapi.

Keragu-raguan dan rasa takut merupakan rintangan yang akan memberhentikan peternak untuk bereaksi dengan tenang dan penuh perhatian. Pengetahuan tentang tingkah laku sapi sangat mendukung dalam pendugaan ternak memberikan respon. Pendugaan reaksi sapi adalah salah satu kunci penangananan sapi. Ternak akan memberikan respon bila diberi stimulus. Sehingga amatlah penting untuk mengetahui respon dari sapi dalam berbagai macam situasi.

Stimulus yang diberikan harus dapat dikontrol sehingga tidak menciptakan respon yang tidak terkendali. Arausal adalah kunci lain dari keberhasilan penangananan ternak sapi. Arausal dapat digambarkan sebagai tingkah aktivitas dari seekor ternak. Ini dapat diamati dari mulai tidur sampai kondisi yang paling ekstrim seperti menanduk atau menendang bahkan menyerang dengan membabi buta.


Secara umum pemahaman arausal dimaksudkan menjaga ternak setenang mungkin, sehingga mereka bergerak dengan tenang. Stimulus pada ternak dalam beberapa cara dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat dari arausal.

Tingkah laku sosial sapi bervariasi menurut umur dan bangsa, dibandingkan dengan domba. Sapi muda tidak mengikuti induknya saat setelah dilahirkan seperti halnya domba. Sapi muda berbaring secara tenang diantara makanan pada suatu tempat dimana induknya sedang merumput.

Penjantan muda cenderung untuk bermain, tetapi hanya sampai umur tertentu, tergantung pada bangsa dan kemudian menjadi lebih agresif dan bahkan menguasai areal tertentu serta menyerang pengganggu-pengganggu di wilayahnya. Seorang peternak mungkin dapat terluka karena ulah dari perkelahian sapi ketika sapi-sapi jantan tersebut dalam keadaan yang tidak terkendali. Untuk menghindari keadaan kacau akibat tingkah laku sapi jantan tersebut, maka harus diusahakan jalan keluar yang tepat.

Sapi potong betina mungkin juga pada suatu saat seperti setelah melahirkan, akan menyerang sapi lainnya atau seorang peternak untuk melindungi anaknya. Sapi potong dapat melukai peternak dan merusak fasilitas yang ada, sebagai akibat benturan-benturan dan kecepatan bergerak serta agresifitasnya, jangan salah menduga atau memperkirakan kecepatan, arah dan ketepatan bila seekor sapi menendang.

Sapi yang berdiri biasanya menendang keluar dengan membentuk sudut 45 derajat kearah belakang. Tetapi sapi yang sedang bergerak cenderung untuk menendang kearah belakang secara lurus.

Banyak hal-hal yang berkaitan dengan sapi potong juga diterapkan pada sapi perah. Pada sapi perah banyak tingkah laku yang harus dipelajari dari pengalaman. Sapi perah sering mengalami stres, karena suatu perubahan yang rutin. Hal ini meningkatkan tingkat arausal dan dapat membuatnya sukar untuk dikendalikan serta mengakibatkan produksi sapi menurun. Sebagai contoh perubahan rutin pada pergantian pemerah, isolasi sapi perah dari kelompoknya untuk inseminasi buatan dan lain-lain.

Sapi adalah hewan sosial dan sapi sangat mudah terpisah dari kelompoknya, jika diganggu oleh sapi lainnya. Sapi-sapi yang baru melahirkan tidak selalu seagresif sapi potong betina dalam mempertahankan anaknya. Bagaimana seekor induk sapi perah dapat berubah menjadi agresif, karena teriakan atau gonggongan seekor anjing.

Pejantan sapi perah sering pula menguasai tempat tertentu dan dapat menjadi agresif, serta berbahaya bagi peternak atau sapi lainnya. Sapi perah suka menggosokgosokkan badannya pada dinding pagar dan membuatnya menjadi tenang. Jika ingin menyentuhnya, maka usahakan agar sapi tersebut melihat terlebih dahulu. Tindakan yang mengejutkan dapat membuatnya menendang.

Keberhasilan didalam budidaya atau pemeliharan ternak sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen pemeliharaan yang diterapkan. Apabila manajemen budidaya atau pemeliharaan yang diterapkan bagus, maka kemungkinan berhasilnya suatu usaha juga sangat besar. Manajemen pemeliharaan ternak menyangkut bebera hal, salah satunya adalah bagaimana cara/teknik menangani atau handling ternak dengan benar. Sehingga tidak menyebabkan cidera bagi ternak dan sipelakui handling. Hal ini sangat penting karena penanganan ternak ruminansia akan jauh berbeda dengan ternak unggas.

Ternak ruminansia seperti sapi, dan kerbau memiliki tenaga yang lebih besar/kuat dibandingkan dengan ternak unggas. Disamping mempunyai tenaga yang besar/kuat, ternak tersebut mempunyai tanduk untuk menyeruduk yang berbahaya bagi keselamatan orang yang akan menangani serta bisa menendang.

Yusran A. Yahya NS (Penyuluh Pertanian Dinas PKH Kab. Bone, Sulsel)

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment