Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

AWR, Ruang Perang Pertanian Berteknologi 4.0

DIOLUHTAN-suluhtani. Agriculture War Room (AWR) menjadi icon program Kostra tani. Ruang perang pertanian ini dibangun khusus untuk memantau perkembangan pembangunan pertanian di daerah. Bahkan AWR menjadi pusat data dan sistem kontrol untuk mem percepat pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi.

Sesuai motto yang terus digaungkan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo yakni pertanian maju, mandiri dan modern, AWR menjadi bagian yang tengah dirintis Kementerian Pertanian hingga ke daerah. Teknologi tersebut dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi dalam industri pertanian dengan adanya big data, machine learning dan internet of things.

Penerapan smart farming di AWR ini juga berguna menjadi alat ukur dalam pengawasan sekaligus tools (alat) dalam mapping area lahan nasional. Sehingga, terlihat jelas perkembangan setiap komoditas pertanian dari masing-masing daerah seluruh Indonesia. Tentu saja, untuk menyajikan data statistik per tanian yang lebih valid, komprehensif dan real time.

AWR ini dirancang multiguna dan salahsatunya untuk memantau kondisi pertanian hingga tingkat kecamatan dan desa. Selama ini harus diakui, sulit memantau perkembangan secara manual, bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan internet of things serta artificial intelligence dari masukan data-data ukur di lapangan, mapping area bisa dilakukan dari tingkat pusat.

Terintegrasi dengan Kostratani

Dalam pelaksanaannya di daerah, AWR tersebut terintegrasi dengan Kostratani yang berpusat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan. Dalam berbagai kesempatan Mentan SYL memang selalu menegaskan, semua gerakan pembangunan pertanian kedepan berada di Kostratani yang ada di kecamatan.

Untuk memantau gerakan Kostratani, Mentan SYL akan melihat melalui AWR yang menggunakan informasi teknologi dengan pencitraan satelit dan artificial intelegent. Tentunya, Kostratani bersama penyuluhnya bergerak di lapangan secara langsung, mendampingi petani, melaporkan data dan keadaan lapangan secara real time dan masuk dalam pusat data AWR. Kemudian digodok bersama direktorat teknis untuk kebijakan pertanian yang menyentuh langsung petani.

Karena itu, tidak salah jika SYL memberikan nama War Room. Sebab dalam control room pertanian inilah, perang pemikiran untuk kemajuan pertanian dilakukan dengan meng gunakan data yang terpampang nyata dari lapangan. Dengan demikian, kebijakan pertanian bisa lebih tepat secara lokasi dan kondisi.

Selain sebagai control room dan ‘ruang perang’, AWR juga menjadi ruang komunikasi humanis antara Mentan dengan penyuluh dan petani di lapangan. Di tengah kesibukannya, SYL seringkali menyempatkan waktunya bercengkrama langsung dengan penyuluh dan petani langsung dari AWR.

Tak jarang, Menteri Pertanian RI menanyakan beragam masalah yang terjadi di daerah, tentu saja berbasis data yang ada di AWR. Misalnya, produktivitas yang masih rendah, jauh dari target karena permasalahan alsintan maupun infrastruktur lainnya. Semuanya dilakukan dengan pola komunikasi dua arah yang ada di AWR. Dengan AWR, tidak ada lagi sekat antara Menteri Pertanian dengan pelaku pertanian di daerah. Komunikasi pun lebih lancar dan permasalahan yang bisa langsung ditangani.

Pengembangan AWR Kementan didukung kementerian dan lembaga terkait seperti Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), BPS, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) hingga Badan Informasi Geospasial (BIG).

Yusran A. Yahya NS (Sumber : Buku Kostratani Gerakan Partisipasi Masyarakat dan Mobilisasi Penyuluh Pertanian, 2021)

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment