Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

123

DIOLUHTAN-suluhtani. Sesuai anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masyarakat diminta mulai menggunakan masker jika mendesak untuk bepergian ke luar. Hal tersebut merupakan langkah preventif guna mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).
Sektor pertanian harus “On” setiap hari diiringi tekad dan harapan agar tidak boleh berhenti meskipun di tengah kondisi pandemi global Covid-19. Karena pertanian sudah menjadi ujung tombak kekuatan dalam menghadapi situasi serangan Covid-19. Dengan hal tersebut sehingga para pelaku pertanian khususnya petani dan penyuluh menjadi garda terdepan pemenuhan pangan di Indonesia.
Petani dan penyuluh pun dihimbau untuk menggunakan masker dalam menjalankan aktivitas sebagai garda terdepan di bidang pangan. Akan tetapi setelah masker tidak layak pakai lagi maka berikut beberapa himbauan agar masker bekas tersebut tidak dibuang di pinggiran sawah, kandang, sekitar sanggar tani dan sebagainya itupun dengan syarat tertentu.
  
Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab. Bone tetap Melakukan Pelayanan Keswan di Tengah Pandemi Covid-19, Walaupun Sudah Zona Hijau

Sebuah studi para pakar menemukan bahwa virus corona bisa menempel di permukaan masker hingga sepekan. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk tidak sering-sering menyentuh permukaan luar masker. Virus yang telah menjangkiti jutaan penduduk bumi ini memang bisa bertahan cukup lama di permukaan benda. Covid-19 bisa menempel dan bertahan di permukaan baja dan plastik berhari-hari, sampai 4 hari. Namun, virus ini sekaligus tak berdaya dengan disinfektan rumah tangga, termasuk bahan pemutih untuk cuci pakaian yang sangat efektif untuk membunuhnya.
Yusran A. Yahya, Penyuluh Pertanian Disnakeswan Kab. Bone mengungkapkan bahwa dirinya terus mengikuti perkembangan Covid-19 di www.covid.go.id dan portalonline terpercaya lainnya untuk menangkal berita-berita simpangsiur dan hoaks, beliau mengutip sebuah peryataan pakar/ahli bahwa SARS CoV-2 bisa sangat stabil di lingkungan tertentu, namun juga sangat mudah ditangani dengan metode disinfeksi standar. "Apalagi sekarang dengan adanya Pekan Sosialisasi Serentak dalam rangka edukasi masyarakat tentang upaya pencegahan Covid-19, khususnya di Kabupaten Bone" ungkap Yusran (Kamis, 30/09/2021)
Berikut adalah rincian penelitian mereka soal seberapa lama virus bertahan pada permukaan benda; 1) Kertas dan tisu (bisa bertahan sampai 3 jam); 2) Katun dan Jaket (virus bertahan sampai sehari, hilang esok harinya); 3) Kaca dan uang (virus masih menempel di hari kedua, tapi hilang di hari ke empat); 4) Baja dan plastik (virus masih tampak di hari ke-empat, bahkan sampai hari ke tujuh); 5) Masker Surgical: (virus bisa bertahan sampai hari ke tujuh). "Maka dari itu lah, sebab sehingga sangat penting jika gunakan masker  untuk tidak menyentuh bagian luarnya. Sebab, dengan menyentuh bagian luar masker akan mengkontaminasi tangan dan jika menyentuh wajah bisa menularkan virus ke tubuh." papar Yusran.
Yusran A. Yahya (kiri) Saat Kampanye "Di Rumah saja" Tahun Lalu

Khusus tentang cara membuang masker bekas pakai. Benda yang satu ini juga sangat mungkin menjadi media penyebaran virus corona atau Covid-19. Maka dari itu, masyarakat diimbau tak membuang masker bekas pakai secara sembarangan.
Yusran melanjutkan, limbah masker bekas pakai masyarakat sudah dikategorikan sebagai limbah medis yang potensial dalam limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Untuk itu, kami sebagai penyuluh mengimbau masyarakat dan rekan petani/penyuluh yang membuang bekas masker yang dipakai, dan sebisa mungkin  disemprotkan terlebih dahulu dengan desinfektan atau sabun pemutih. Kemudian , sebelum dibuang masker digunting terlebih dahulu. “Atau langsung saja dibakar sampai habis bersama sampah-sampah lainnya” ujar Yusran, di Kantor Camat Patimpeng bersama rekan-rekan  Posko Gugus Tugas Relawan Lawan Covid-19

Andi Elya Azis (kanan) Saat Panen Jagung beberapa Waktu lalu
Pendapat senada juga diungkapkan Andi Elya Azis, penyuluh pertanian Desa Masago, Kabupaten Bone, bahwa masker kotor yang dibuang secara terbuka (tidak digulung) berisiko menularkan virus lewat udara. Berikut metode lain membuang masker yang tepat:
1. Seseorang harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melepaskan masker dari wajah. Sebab, menyentuh wajah dengan tangan kotor akan meningkatkan risiko kuman, bakteri, atau virus menempel.
2. Lepaskan masker dari wajah dan lipat menjadi dua bagian dengan bagian dalam masker tetap tertutup dan tetesan dari mulut serta hidung tidak terbuka.
3. Lipat lagi sebanyak dua kali, lipatannya sama seperti yang pertama. Setelah terlihat lebih kecil, gulung masker dan ikat menggunakan pengikat masker.
4. Setelah digulung, masker harus dibalut dengan tissu sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Elya menjelaskan bahwa pada dasarnya membuang masker memang harus dibuang di tempat sampah dan dikelola di pembuangan sampah dengan benar. “Sering kali masker dibuang begitu saja di jalanan, pinggir sawah atau tidak bersama sampah lain. Yang penting prinsip pengelolaan sampah di masyarakat saja. Karena sering kali kita lihat sampah ditaruh begitu saja di belakang rumah masyarakat,” ujar Elya
Oleh sebab itu, mulai dari sekarang sebaiknya buanglah sampah masker pada tempatnya, dengan tata cara yang benar agar tidak jadi sumber penularan penyakit, terutama Covid-19 yang saat ini sedang mewabah di dunia.
Yusran A. Yahya
Penyuluh Disnak Kab. Bone-Sulsel


Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment