Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

5 penyakit Zoonosis yang masih menjadi masalah dan berisiko menjadi wabah di Masyarakat

Kesehatan manusia sangat erat kaitannya dengan kesehatan hewan, mengingat beberapa penyakit hewab dapat menular dan membahayakan manusia. Dalam istilah medis, penyakit hewan yang dapat menular ke manusia disebut zoonosis.

Perubahan iklim global dan melesatnya tingkat konsumsi manusia memicu munculnya penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam istilah medis, penyakit ini disebut emerging infectious disease (EID). Salah satu contohnya yang paling fenomenal adalah wabah flu burung dan flu babi beberapa tahun lalu.
"Masyarakat mungkin banyak yang belum tahu bahwa 70% penyakit menular baru yang menyerang manusia itu disebabkan oleh zoonosis atau ditularkan dari hewan. Tingkat kematiannya pun sangat tinggi, yaitu 50% - 90% sebab menyerang otak dan organ tubuh lainnya. Selain itu, dampaknya terhadap perekonomian juga sangat besar," kata drh Misriyah, M.Epid.

Misriyah menuturkan, saat ini ada lebih dari 250 hewan yang berpotensi bisa menularkan penyakitnya ke manusia. Di Indonesia sendiri, ada 132 spesies patogen yang bersifat zoonosis. Jumlah ini tentu menjadi ancaman jika tidak diseriusi penanganannya, tapi juga terlalu banyak jika harus diatasi oleh pemerintah dan masyarakat.

Di antara jumlah sebanyak itu, ada 5 penyakit zoonosis yang masih menjadi masalah dan berisiko menjadi wabah di masyarakat, yaitu:
1. Flu Burung
Flu burung mulai ditemukan menjangkiti unggas pada tahun 2003 dan mulai menyerang manusia pada Juni 2005. Di Indonesia, penyakit ini sudah merenggut korban jiwa sebanyak 157 orang dari 189 kasus positif flu burung. Artinya, tingkat risiko kematiannya sebesar 83% dan merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Ada 15 propinsi di Indonesia yang sudah tersentuh oleh flu burung, sebagian besar ada di sekitar DKI Jakarta. Penyakit ini menular lewat kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi. Masa inkubasi virus penyebab flu burung adalah 7 hari.

Yang mengkhawatirkan, unggas yang terkena virus tidak menunjukkan gejala sakit namun tiba-tiba mati. Untungnya sudab ditemukan vaksin virus flu burung, yaiti tamiflu atau oseltamivir. Namun jika terlambat ditangani, infeksi bisa berakibat fatal.

2. Rabies
Penyakit ini sempat menggemparkan Bali pada tahun 2008 lalu. Rabies disebabkan oleh virus yang ditularkan lewat gigitan anjing, kera dan kucing. Namun selama ini di Indonesia, 98% kasus rabies ditularkan dari anjing.

Ada sebanyak 24 propinsi di Indonesia yang sudah tertular rabies. Meskipun demikian, rata-rata kasusnya cukup rendah, yaitu 142 kasus per tahun, dibanding secara global sebesar 55.000 kasus rabies per tahun.

Apabila sudah menunjukkan gejala klinis, maka pasien rabies sulit diselamatkan nyawanya. Oleh karena itu, pasien rabies harus segera ditangani. Gejala klinisnya adalah demam, nyeri kepala, sulit menelan, takut air dan sensitif terhadap angin dan suara.

Apabila tergigit anjing rabies, lakukan 3 hal berikut:
- Segera cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau deterjen selama 15 menit.
- Beri antibodi serum anti rabies
- Beri antibodi dengan vaksinasi jangka panjang.

Mencuci luka rabies dengan air sabun dapat menurunkan risiko kematian sebesar 50%. Vaksin anti rabies bisa diperoleh di puskesmas atau rumah sakit.

3. Antraks
Antraks disebabkan oleh bakteri yang ditularkan oleh hewab ternak seperti kambing, sapi, domba dan kerbau. Penularannya adalah lewat spora bakteri yang masuk lewat makanan ataupu luka.

Ada 3 jenis antraks di dunia, yaitu antraks kulit, antraks pernapasan dan antraks pencernaan. Di Indonesia, 90% kasus antraks adalah antraks kulit. Sedangkan yang paling mematikan adalah antraks pernapasan dan pencernaan.

Pada antraks kulit, gejalanya timbul bungkul merah yang berubah kehitaman di kulit. Bila bungkul pecah, akan menjadi koreng dan muncul bungkul berikutnya. Jika tidak segera diobati bisa menyebabkan kematian akibat septikimia.

Ketika bakteri antraks terkena udara, maka bakteri akan membentuk spora yang bisa bertahan hingga 10 tahun. Inilah mengapa antraks begitu bahaya dan sering dianggap sebagai senjata biologis.

4. Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang ditularkan oleh urine tikus. Penyakit ini seringkali marak ketika banjir. Penularannya terjadi jika air yang mengandung urine tikus terinfeksi masuk ke tubuh lewat luka, mata, selaput lendir atau bahkan dikonsumsi.

Penyakit ini pernah mewabah di Yogyakarta pada tahun 2011 lalu, namun untungnya berhasil diatasi. Di Indonesia, baru ada 6 propinsi yabg melapor terserang wabah leptospirosis. Meskipun demikian, tingkat kematiannya masih cukup tinggi, yaitu sekitar 12%.

5. Pes
Penyakit ini menular akibat gigitan tikus atau memakan makanan akibat gigitan tikus. Terkadang bisa juga lewat kutu-kutu dari tikus. Gejala khasnya adalah te
rjadi pembengkakan pada kelenjar limfa di selangkangan dan ketiak atau disebut bobo.

Di Indonesia, ada 3 daerah yang pernah bermasalah dengan wabah ini, yaitu Jawa Tengah, tepatnya di kecamatan Selo dan Cepogo di Boyolali; Jawa Timur, tepatnya di kabupaten Pasuruan dan di Yogyakarta, tepatnya di Cangkringan, Sleman.

sumber : health.detik.com


Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment