Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Ketua MUI Pusat : Pemimpin yang bekerja untuk umat seperti Mentan Jangan Dizalimi

DIOLUHTAN-suluhtani. Jakarta. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, K.H Ma’ruf Amin mengatakan, kasus hoax dan fitnah yang menimpa Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H.A. Amran Sulaiman, MP jangan sampai terulang lagi. "Beliau pemimpin yang baik, bekerja keras sepenuh hati untuk umat harus kita dorong dan lindungi bersama,” ujar KH Ma’ruf Amin, di Jakarta.  (Jumat, 15/06/2018)
Kiyai Ma’ruf mengungkapkan bahwa Mentan Amran Sulaiman adalah pemimpin yang bekerja lurus dan tegas, memang akan menghadapi banyak tantangan karena akan menghadapi orang orang jahat yang selama ini banyak mempermainkan nasib rakyat kecil, khususnya di sektor pertanian dan pangan. “Mentan bekerja tanpa pamrih, tidak kenal libur, memperhatikan umat, rakyat kecil, rakyat miskin di Desa desa, seharusnya pemimpin seperti ini jangan dizalimi,” ungkap Kiyai Ma’ruf yang juga menyampaikan pesan agar di moment Idul Fitri ini umat muslim untuk saling memaafkan dan mengambil hikmah dari ibadah puasa yang sudah dijalani.

Ketua MUI juga mengajak hubungan antar umat dan umat dengan para pemimpin agar lebih baik ke depan. Dalam pernyataannya KH Ma’ruf Amin berpesan khusus agar Mentan Andi Amran harus tabah dan istiqomah dalam perjuangannya.
Hingga kini, Menteri Andi Amran berdiri paling depan dalam menangkap lebih dari 40 kasus oplos pupuk, kartel daging, ayam, jagung dan lainnya yang diproses KPPU. Menteri Andi Amran juga berhasil membongkar kasus bawang ilegal, oplos minyak goreng, dan lainnya.
Hingga saat ini sudah lebih dari 300 kasus mafia pangan diproses Satgas Pangan, termasuk kasus ketika Menteri Andi Amran bersama Kapolri menggerebek kasus beras PT. IBU yang sempat heboh beberapa waktu yang lalu.
Sangat disayangkan Kinerja Mentan Andi Amran Sulaiman yang sangat cemerlang tersebut sering diganggu oleh para mafia dan pemburu rente perdagangan komoditas pangan dengan keuntungan puluhan triliunan rupiah, termasuk fitnah terakhir terhadap dirinya.
Padahal semua yang dilakukan Mentan beserta jajaran yang didukung instansi lintas sektoral terbukti dengan hasil yang sangat mengagumkan. Bahkan capaian kinerja tersebut membuat banyak pihak terkaget-kaget bahkan "Badan Pangan Dunia" FAO, mengapresiasi kinerja mentan, 2 tahun berturut-turut tidak ada impor beras.


BERITA TERKAIT :
2. Ketua KTNA : DukungMentan RI Berantas Mafia, Jangan Difitnah

Mentan juga berhasil membalikkan keadaan di mana beberapa komoditas yang semula impor menjadi ekspor seperti jagung, daging ayam dan telur serta beberapa produk hortikultura (Sayuran dan buah) sehingga mencatat pertumbuhan ekspor tertinggi tahun ini kenaikannya sebesar 24%.
Deregulasi pertanian yang dijalankan Mentan Andi Amran juga berhasil menaikkan nilai investasi pertanian sebesar 57%. Selanjutnya hasil pemeriksaan laporan keuangan Kementerian Pertanian dalam dua tahun berturut-turut juga dianugrahi status WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) oleh BPK RI.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Andi Amran selalu mengatakan, seluruh proyek pengadaan harus transparan, tak boleh ada kongkalikong, termasuk yang terkait dengan perizinan impor. “Kita harus bersih bersih dan sikat habis mafia pangan. Bagi 26 importir yang sudah mendapat izin impor bawang putih 2018, terus kami evaluasi, apabila terbukti melakukan kartel, tidak segan segan mem-blacklist beserta group perusahaannya. Demikian juga bagi importir yang tidak melakukan wajib tanam, langsung di blacklist perusahaannya,” sebut Andi Amran setelah upacara hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2018 yang lalu.
Menteri Andi Amran menyebutkan blacklist diberlakukan bagi perusahaan yang bermasalah dengan hukum, impor tidak sesuai peruntukan, mempermainkan harga sehingga disparitas tinggi 500 hingga 1000 persen, manipulasi wajib tanam dan lainnya. Upaya tersebut didukung penuh Kementan dalam penegakan hukum dan memberikan apresiasi kepada jajaran Polri beserta Satgas Pangan. Kini lebih dari 400 kasus pangan diproses hukum.
Editor : Y.A.Yahya

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment