Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Kembali, Bulan Ramadhan dan Lebaran Dibayangi Harga Pangan yang Tinggi

DIOLUHTAN. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang mengingatkan pemerintah untuk segera menata dan mendata ketersediaan pangan jelang Puasa dan Lebaran. Pasalnya setiap memasuki momen besar tersebut harga pangan mengalami kenaikan drastis. Keterbatasan stok dan peningkatan permintaan selalu dijadikan alasan.
Agar tidak terjadi lagi, Sarman meminta pemerintah benar-benar melakukan identifikasi ketersediaan produksi aneka pangan terutama daging sapi dan ayam. Kedua komoditas ini selalu mengalami kenaikan yang fantastis di atas harga psikologi. “Kami melihat 2,5 bulan masuk bulan puasa. Artinya pemrintah harus memonitor ketersediaan sembako kita terutama daging kita,  karena musim berpengaruh juga,” kata Sarman di Jakarta
Harga daging menjelang lebaran tahun lalu mencapai Rp 130-140 ribu per kilo untuk daging sapi. Sementara untuk harga daging ayam di beberapa daerah mencapai Rp 40-45 ribu per kilo. Pria yang juga menjadi Wakil Ketua Umum Kadin Jakarta ini berharap persoalan tersebut kembali terjadi tahun ini. “Harapan kami  ada jaminan ketersediaan pangan dan daging kita aman. Jadi mulai sekarang harus sudah harus ditentukan pemerintah (strategi penyediaan pangan),” tukasnya.
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Gardjita Budi mengatakan stok bahan pangan pokok aman sampai bulan puasa. Selain itu pemerintah juga berupaya untuk mengendalikan harga saat Ramadhan.
"Tenang saja, sampai dengan bulan puasa, bahan pokok aman," kata Gardjita Budi dalam acara gelaran Toko Tani Indonesia di Pasar Cijantung di Jakarta.
Menurut dia, selain bahan pangan pokok, begitu pula dengan komoditas ayam dan telur juga dinilai mencukupi. Sedangkan terkait daging sapi diakui memang stok yang ada masih belum bisa dipenuhi secara memadai. "Yang tidak kita inginkan adalah kalau harga itu menjadi ekstrem atau 20-30 persen di atas harga normal," katanya.
Dia memaparkan, usaha agar pemerintah agar tidak fluktuatif, caranya dengan mendorong keterbukaan terhadap pedagang kecil biar bisa menjual langsung dan tidak dimonopoli pedagang besar.
Kementan mewaspadai produksi cabai menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2016 agar stok selalu tersedia dengan harga tidak terlalu mahal sampai masyarakat, namun juga tak merugikan petani.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Abdullah Mansyuri menyatakan kontribusi logistik terhadap harga komoditas sebesar 21%. Tak heran bila harga pangan di Jabodetabek lebih mahal.
Mansyuri berharap agar pemerintah memberikan insentif khusus kepada pedagang pasar khususnya dengan menyediakan kapal atau gerbong khusus angkutan komoditas. Dengan adanya angkutan yang aman dari kemacetan dan cuaca tersebut dipastikan akan mempengaruhi harga komoditas di pasar lebih rendah. "Kami minta subsidi distribusi. Kami minta Kementan dan Kemenhub kerja sama untuk siapkan gerbong kereta atau kapal agar lebih aman dari macet dan banjir agar harga bisa ditekan," kata Mansyuri saat dihubungi Agrofarm Indonesia.
Mansyuri berharap angkutan tersebut disediakan pemerintah secara gratis atau berbiaya rendah. Apabila hal itu dipenuhi dipastikan harga akhir sampai ke konsumen akan lebih murah. Mansyuri menegaskan masalah utama yang dihadapi selama ini untuk sektor pangan adalah transportasi logistik yang mahal dan kurang aman dari cuaca. Sehingga harga akhir yang sampai ke konsumenpun mahal.
"Selama ini usulan dari asosiasi untuk penyediaan angkutan khusus hanya baru angkutan kapal ternak saja. Itupun masih belum sesuai harapan. Kita juga ingin angkutan yang cepat dan aman dari cuaca," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono menyatakan pihaknya siap memfasilitasi permintaan dari asosiasi. Pihaknya akan mendukung segala keinginan dari asosiasi selama itu demi meringankan beban masyarakat yang sudah terbebani dengan biaya konsumsi yang tinggi. "Sepanjang itu membantu untuk meringankan beban distribusi itu pasti akan kita dukung. Kalau misal ini ada gerbong akan kita upayakan. Saya akan komunikasi dengan Dirjen Perhubungan (Darat / Perkeretaapian dan Laut) kalau mereka ingin kita fasilitasi," kata Spudnik saat di temui di Jakarta. Sumber
Editor : Yoush A. Yahya


Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment