Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Karakteristik Itik Alabio dan Manajemen Pakannya

DIOLUHTAN-suluhtani. Itik Alabio (Anas plathyrinchos borneo) berasal dari Desa Mamar, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan. Nama Alabio sendiri berasal dari nama pasar itik di daerah Alabio Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan. Ciri spesifik dari itik Alabio adalah warna paruh dan kakinya yang berwarna kuning jingga dan memiliki garis warna horizontal seperti alis.
Itik Alabio terlihat cantik seperti itik hias dengan kombinasi warna putih, hitam, coklat, merah, abu dan biru. Itik Alabio bertipe dwiguna yakni sebagai penghasil telur dan daging. Kemampuan produksi telurnya pun cukup tinggi dalam satu masa produksi (11-12 bulan) yang dapat menghasilkan telur sedikitnya 60% (220 butir) dan bisa mencapai 70% (255 butir).
(Foto: Ditjen PKH)

Puncak produksi telur di atas 90% dicapai pada umur 10 minggu produksi dan bisa dipertahankan puncak produksi selama 4-6 minggu. Kerabang itik Alabio berwarna hijau kebiruan dengan bobot telur berkisar 58-78 gram (semakin tua umur itik, semakin besar ukuran telurnya). Kemampuan menghasilkan daging pun cukup baik, umur 8 minggu sudah mencapai bobot potong 1.300 gram, apabila menerapkan manajemen khusus itik potong, bobot potong bisa dicapai lebih cepat.
Kandungan gizi itik Alabio dari hasil kajian pun cukup bagus, kandungan protein berkisar pada angka 21% dengan kandungan lemak 6%. BPTU-HPT Pelaihari Kementan RI telah membibitkan itik Alabio selama kurang lebih 20 tahun atau hampir 20 generasi yang meliputi pemurnian, program perkawinan, seleksi, pemeliharaan dan lain-lain. Pembibitan ini telah menghasilkan itik Alabio murni yang memenuhi standar kesesuaian SNI 7557-2009 perihal Bibit Induk Itik Alabio Meri dari Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak.
Manajemen Pakan.
Pakan merupakan salah satu faktor utama yang menujnjang dalam keberhasilan budidaya ternak. Berikut ini mengenai jenis pakan Itik Alabio yang terbagi menjadi 2 (dua) yakni : 1). Bahan Pakan Sumber Energi terdiri dari : jagung kuning, dedak padi, pollard, dan lain-lain; 2). Bahan Pakan Sumber Protein terdiri dari : bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, meat bone meal (MBM), tepung udang, bekicot, dan sebagainya
Fase bertelur (layer) Itik Alabio ini membutuhkan nutrisi sbb : PK min 17 %, LK min 3 %, SK maks 10 %, Abu maks 14 %, Ca 2,9 – 4,25 % dan P total min 0,55 % serta EM Kkal/Kg min 2.650 Kkal/kg (SNI 3910 : 2017), dengan pemberian per hari rata-rata 150 gram/ekor.
(Foto: Ditjen PKH)



Sebaiknya waktu pemberian pakan diberikan sebanyak dua kali, pagi dan sore dengan pemberian pakan di sore hari lebih banyak dibandingkan pagi hari.
Bagi masyarakat yang tertarik untuk membudiadayakannya dan berminat memesan, dapat langsung mengunjungi aplikasi pemesanan di website BPTU-HPT Pelaihari (bptupelaihari.ditjenpkh.pertanian.go.id). Semoga informasi ini bermanfaat.
Re-Suluh/Editor: Yusran A. Yahya (Penyuluh Disnak Kab. Bone-Sulsel)
Sumber: Fanspage FB Ditjen PKH Kementan RI (1) dan (2)

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment