Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Sampel Darah untuk Identifikasi "suspect" Penyakit Hewan

Pengambilan Sampel darah pada Ternak Sapi

DIOLUHTAN-suluhtani. Bone-Sulsel. Proses identifikasi beberapa penyakit hewan menular yang sifatnya strategis memerlukan pemeriksaan di laboratorium diantaranya seperti penyakit brucellosis dan anthraks pada ternak sapi.  
Oleh karena itulah perlu adanya sampel darah (venesectio) dari hewan ternak sapi disekitar wilayah tersebut. “Jadi tidak semua sapi diambil sampel darahnya, hanya beberapa saja, utamanya sapi betina untuk melihat kemungkinan terjadinya wabah penyakit seperti brucellosis” ungkap Yusran A. Yahya, Penyuluh pertanian Dinas Peternakan Kab. Bone saat ditemui di kandang Kolektif Kelompok Tani Berkah Desa Masago, Kec. Patimpeng, Kab. Bone (Kamis, 28/02/2019)
Faktor-faktor yang menentukan dalam usaha untuk penanggulangan dan pengendalian penyakit hewan menular adalah pengamatan dan pengujian penyakit hewan menular, baik di dalam ruang laboratorium maupun di lapangan; serta penerapan program yang terintegrasi antara pencegahan, pengamanan dan pemberantasan penyakit hewan. “Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel yang benar menjadi hal yang krusial dalam proses pendeteksian penyakit hewan menular. Kesalahan dalam teknik pengambilan sampel juga akan menggangu proses pengidentifikasian penyakit sehingga hasil yang didapat tidak maksimal” ungkapnya
Proses identifikasi beberapa penyakit hewan menular yang sifatnya strategis memerlukan pemeriksaan di laboratorium seperti Brucellosis dan Anthraks pada ternak sapi.
Demonstrasi cara pengambilan sampel darah oleh Penyuluh  pertanian Disnak Kab. Bone 

Lanjut Yusran, bahwa dalam pengambilan sampel darah tidak bisa mengambil seenaknya dimana saja kita ingin mengambil darahnya tetapi kita harus mengetahui di bagian tubuh hewan yang mana yang baik untuk kita ambil sampel darahnya. “pada intinya dalam memperlakukan hewan ternak itu harus hati-hati dan tidak boleh sembarangan karena ada kaidahnya “animal welfare” ungkap Penyuluh  pertanian Dinas Peternakan Kab. Bone ini.
Teknik pengambilan sampel juga menjadi hal yang krusial dalam proses pendeteksian penyakit hewan menular. Kesalahan dalam pengambilan sampel akan menggangu proses identifikasi  penyakit sehingga hasil tidak maksimal. 
Etika “animal welfare”, pengambilan sampel darah sebaiknya melalui vena jugularis dengan kepala hewan ditegakkan, lalu berikan penekanan pada vena di area pangkal leher supaya darah menjadi sedikit tersumbat dan ukuran vena mengembang. Lalu tusukkan jarum secara lembut dan perlahan menembus kulit dan vena dengan sudut sekitar 20o di permukaan kulit. Setelah itu tarik ujung syringue/spoit untuk mengambil darah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Tekan bekas suntikan setelah darah selesai diambil untuk menghentikan pendarahan pada leher sapi” paparnya.

Faktor yang menentukan dalam penanggulangan dan pengendalian penyakit menular dengan penerapan program yang terintegrasi antara pencegahan, pengamanan dan pemberantasan penyakit hewan pbaik di laboratorium maupun di lapangan. 
Yusran A. Yahya
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment