Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan RI, Dr. Ir. Fajri Djufry (Kedua dari Kiri) memperlihatkan Durian Millenial
DIOLUHTAN-suluhtani. Durian merupakan
tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu
yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini
terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.
Mengkonsumsi
buah ukuran kecil dan pas cukup dimakan oleh satu orang sangat
cocok dengan tuntutan era milenial. Lebih spesial lagi buah durian yang
biasanya dikenal berukuran besar (bisa mencapai berat 10 Kg) dan harus
dikonsumsi beberapa orang untuk menghabiskannya. Saat ini telah ditemukan
durian mini hasil seleksi Balitbangtan di daerah Selayo, Kabupaten Solok
Sumatera Barat.
Sekretaris Balitbangtan Dr. Ir. Muhammad Prama
Yufdy, MSc (kiri) dan Kepala Puslitbang Hortikultura, Dr. Ir. Hardiyanto, MSc
(kanan)
Durian ini
mempunyai sosok yang unik. Berukuran kecil dengan bobot buah 350 -450 g
(segenggaman tangan orang dewasa). Warna daging buah kuning muda/cream, duri
seperti piramid dan ujungnya tajam dengan tinggi duri 1 - 1,4 cm. Warna kulit
buah coklat muda. Kulit buah tergolong tipis yaitu 0.7 - 0.9 cm. Jumlah pongge
1 - 2, rasa manis legit/pulen dan porsi dapat dimakan sekitar 20%.

Durian tersebut akan mempunyai pangsa pasar tersendiri bagi pencinta durian tanah air dan manca negara. Untuk mengangkat citra dan nilai komersial durian lokal ini, Kepala Balitbu Tropika Dr. Ellina Mansyah MP menyampaikan bahwa durian Milenial akan segera dirilis sebagai varietas unggul lokal yang bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Solok. Perbanyakan benih sudah dimulai dan saat ini sedang dalam tahap persiapan batang bawah.
Editor : Y.A.Yahya
Sumber: Fanspage FB Balitbu Tropika