Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Hari Zoonosis Sedunia, Tingkatkan Kewaspadaan Masyarakat

DIOLUHTAN-suluhtani. World Zoonoses Day atau Hari Zoonosis Sedunia dirayakan setiap tanggal 6 Juli setiap tahun untuk menekankan dan membangun kepedulian terhadap masalah zoonosis pada masyarakat dan mengedukasi mereka untuk melakukan tindakan yang tepat.
Menurut WHO, zoonosis didefinisikan sebagai penyakit yang ditularkan secara alami dari hewan vertebrata kepada manusia dan sebaliknya (zoonoses are diseases naturally transmitted from vertebrate animals to humans and vice-versa).
Tanggal 6 Juli ditetapkan untuk mengenang jasa Louis Pasteur, ahli biologi Perancis, yang berhasil kali pertama menyuntikkan vaksin rabies pada manusia pada tanggal 6 Juli 1885 dengan menggunakan vaksin dengan virus yang dilemahkan (attenuated) yang dipanen dari sumsum tulang belakang kelinci.
Saat ini diketahui sekitar 60% penyakit infeksius pada manusia merupakan penyakit zoonotik. Ada lebih dari 200 penyakit zoonotik di dunia dan satwa liar merupakan sumber utama (reservoir) beberapa penyakit zoonotik (WHO 2017).
Yang menarik dan perlu menjadi perhatian bahwa dalam 2 dasa warsa terakhir dilaporkan 75% penyakit-penyakit infeksius yang baru muncul (emerging infectious diseases) pada manusia bersumber pada hewan, yang artinya penyakit tersebut bersifat zoonotik.
Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab, Bone Yusran A. Yahya NS, tidak henti-hentinya menghimbau kepada masyarakat khususnya pelaku utama dan pelaku usaha pertanian untuk waspada terhadap 15 (lima belas) zoonosis prioritas. Hal ini dikarenakan Kementrian Pertanian telah menetapkan 15 zoonosis prioritas untuk dikendalikan dan ditanggulangi melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 237 Tahun 2019. Zoonosis prioritas di Indonesia antara lain Avian Influenza, Rabies, Anthraks, Brucellosis, Leptospirosis, Japanese B. Encephalitis, Bovine Tubercullosis, Salmonellosis, Schistosomiosis, Q Fever, Campylobacteriosis, Trichinellosis, Paratubercullosis, Toksoplasmosis, dan Cysticercosis atau Taniasis.
Menurut Yusran, tingkat keganasan zoonosis bervariasi, dari yang ringan hingga bisa mengakibatkan kematian. Zoonosis dapat mengakibatkan kerugian bagi peternak karena mengakibatkan gagal produksi dan menimbulkan kematian, baik bagi hewan maupun manusia. "Upaya pencegahan yang didahului dengan peningkatan kesadaran masyarakat atas zoonosis menjadi penting," kata Yusran

Penyuluh, Yusran A. Yahya saat melakukan Vaksinasi Rabies terhadap Kucing dan Anjing
Secara umum, penyakit zoonotik dapat dicegah. Tindakan pencegahan zoonosis yang paling efektif difokuskan pada hewan. Vaksinasi pada hewan sangat efektif mengurangi kasus zoonosis. Selain itu, edukasi masyarakat, membangun kepedulian masyarakat, dan melibatkan partisipasi masyarakat terkait kebersihan pribadi dan keamanan pangan sangat esensial, misalnya cuci tangan dengan sabun, serta membeli, menangani, dan memasak pangan asal hewan (daging, telur, dan susu) dengan baik.
Ayo kita bersama meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan terhadap penyakit zoonotik dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat, hewan yang sehat, dan lingkungan yang sehat. 
Yusran A. Yahya NS
Penyuluh Pertanian Disnak Kab. Bone

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment