Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Panen Jagung Tiba, Mari Manfaatkan Limbahnya Untuk Pakan

DIOLUHTAN-suluhtani. Sebagian besar petani telah memasuki masa panen jagung, walau kondisi iklim yang tidak begitu mendukung pertanaman tapi syukurlah sebagian lahan ada yang masih tumbuh dan ada pula yang akan memasuki masa panen khususnya tanaman palawija. Di akhir tahun, memang sangat khas dengan kegiatan  yang menyuguhkan ikan bakar dan jagung bakar. Nah, untuk jagung bakar pasti menyisakan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti tongkol dan daun. Hal ini mengingat pula akan potensi tanaman jagung yang cukup banyak dibudidayakan petani di musim tanam Oktober-Maret.
Silase itu adalah pakan ternak yang berasal dari proses fermentasi jerami tanaman serealia atau padi-padian, yang biasa digunakan adalah jerami tanaman padi dan jerami daun jagung. Selain untuk meningkatkan nilai nutrisi yang terkandung, meningkatkan daya cerna oleh ternak.
Penyuluh Pertanian, Yusran A. Yahya berpose dengan Limbah Jagung untuk Pembuatan Silase

Silase bertujuan untuk mengawetkan dan memperpanjang daya simpan dari jerami sehingga dapat dimanfaatkan saat paceklik pakan. Biasanya jerami daun jagung yang dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak segar dan hanya mampu bertahan beberapa hari. Namun dengan silase pada saat panen melimpahpun petani dapat memanfaatkan jerami daun jagung secara optimal sebagai bahan pakan hijauan yang bernutrisi tinggi.
Prinsip pengolahan silase adalah dengan melakukan fermentasi pada kondisi anaerob (kondisi asam), dan silase dapat bertahan 3-6 bulan. Pada kondisi segar, kandungan nutrisi yang terdapat pada brangkasan jagung adalah : protein kasar 5,58%, serat kasar 27,38%, lemak kasar 2,90%, dan abu 20,8%. Sedangkan setelah difermentasi menjadi silase kandungan nutrisinya berubah menjadi : protein kasar 16,19%, serat kasar 15,13%, dan lemak kasar 7,12%.
Cara pembuatan silase brangkasan jagung secara sederhana adalah :
Daun dan batang jagung yang berumur 90-100 hari (lebih bagus), dicacah dengan panjang 10-50 mm yang bertujuan untuk menyeragamkan ukuran dan juga mengurangi kadar air, atau juga bisa juga dicacah menggunakan mesin cowper (mesin pencacah rumput).
Pembuatan silase dibuat dalam wadah kantong plastik dibagian dalam dan karung plastik dibagian luar, atau bisa dengan menanam drum didalam tanah. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi anaerob (tanpa udara).
Proses fermentasi memerlukan starter untuk merangsang perkembangan bakteri asam laktat. Starter bisa berupa molasses (limbah pabrik gula), gula pasir atau gula merah. Penggunaan starter sebanyak 10% dari jumlah jerami. Dan juga dapat juga ditambahkan bahan kimia EM-4 secukupnya.
Semua bahan dicampur merata dan dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam kantong yang telah disiapkan sambil dipadatkan, setelah penuh diikat dan ditekan agar udara yang ada dalam kantong keluar untuk menciptakan kondisi anaerob. Waktu penyimpanan dalam proses fermentasi adalah selama 3 minggu, setelah itu silase siap untuk digunakan.
Kriteria silase yang baik adalah rasa dan bau asam tapi harum, warna masih kelihatan hijau, pH rendah, tekstur hijauan masih terlihat jelas , tidak berjamur, berlendir dan tidak bergumpal.
Silase Jagung beraroma khas tape dan diangin-anginkan sebelum diberikan ke Ternak
Sebelum diberikan kepada ternak sebaiknya silase diangin-anginkan terlebih dahulu. Wadah penyimpanan silase hanya boleh dibuka 1 kali sehari. Ternak yang belum terbiasa memakan silase diberikan sedikit demi sedikit, dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa dapat diberikan sesuai kebutuhan ternak.
Yusran A. Yahya NS
(Penyuluh Pertanian Disnak Bone, Sulsel)
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment