Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Hoax, Ayam Disuntik Hormon dan Jangan Makan Sayap dan Ceker Ayam

DIOLUHTAN-suluhtani. Sekarang ini masih saja beredar narasi-narasi Hoax yang mengomentari sebuah video yang beredar. Narasi tersebut menimpa sebuah video yang beredar di media sosial yang dikatakan tentang berita pemberian “hormon” pada ayam sehingga konsumen harus berhati-hati mengonsumsi daging ayam karena dapat mengakibatkan anak-anak tumbuh cepat, memicu kanker, dan seterusnya.
Narasi yang beredar di pertengahan April 2019 lalu, kini viral lagi. Berdasarkan informasi dari pihak terkait, melalui drh. Denny W. Lukman, mengungkapkan sekaligus menegaskan kembali bahwa ternak ayam tidak pernah diberi hormon. “Pertumbuhan ayam yang relatif cepat akibat seleksi dan pakan yang baik. Saat ini ayam pedaging (broiler) dapat mencapai berat 1 kg lebih dalam waktu 4 minggu” tegasnya melalui akun medsosnya.
Narasi Hoax yang beredar di Medsos

Menurut drh,.Denny bahwa harga hormon cukup mahal sehingga jika ayam diberi hormon maka biaya produksi akan naik dan harga jual pasti mahal pula. “Jika ada foto tentang ayam disuntik, itu bukan pemberian hormon, tetapi imunisasi atau istilah di peternakan disebut vaksinasi” jelasnya.
Vaksinasi pada ayam bertujuan untuk mencegah penyakit pada ayam. Vaksinasi pada ayam tidak menyebabkan daging ayam berbahaya bagi kesehatan konsumen, alias aman untuk dikonsumsi.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab Bone, Yusran A. Yahya, turut menyesalkan informasi yang berkembang di media Facebook, Whatsup dan grup-grup medsos lainnya menegaskan agar masyarakat hati-hati dalam memercayai informasi yang beredar. "Itu hoaks, penyuntikan hormon untuk ayam potong sudah dilarang, jadi yang disuntikkan adalah vaksin ataupun vitamin," kata dia disela-sela kunjungan tatap mukanya ke petani. Yusran pun menjelaskan tentang informasi hoax lainnya yaitu larangan mengonsumsi sayap dan ceker ayam, “jika memang ayam mengandung bahan kimia akibat suntikan yang diberikan, maka bagian yang akan terkontaminasi tidak hanya sayap dan cekernya. Zat yang disuntikkan tentu akan diolah seluruh badan dan tidak cuma dideposit di bagian tubuh tertentu seperti sayap dan ceker," ujar Yusran.
Penyuluh Pertanian Disnak Kab. Bone, Yusran A. Yahya (kanan)
Jika merasa ayam potong itu tumbuh besar dan lebih cepat karena kualitas pakan serta penelitian dengan mengunakan rekayasa genetik atau kawin silang agar menhasilkan ternak dengan mutu terbaik, jadi tidak membahayakan. "Sama seperti dulu padi hanya bisa dipanen setahun sekali sekarang 3-4 kali setahun. Demikian juga kelapa untuk kopra dibuatlah kelapa hibrida yang tumbuhnya tidak tinggi-tinggi sehingga mudah dipanen," jelas nya.
Penyuluh madya ini juga mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif, cerdas dan kritis dalam menerima beragam informasi yang beredar, terutama berkaitan dengan kesehatan dan jangan menyebarkan kembali. Kami pun menghimbau, mari kita budayakan makan daging ayam. Daging ayam merupakan protein hewani yang paling murah dibandingkan dengan protein hewani yang lain.

 Yusran A. Yahya NS
Penyuluh Pertanian Disnak Kab. Bone.

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment