Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Inovatif, Manfaatkan Limbah untuk Diolah menjadi Pupuk Bokashi

DIOLUHTAN-suluhtani. Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing , ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya menjadi material yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan yang menjadi pembawa starter seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang jagung (Yusuf, 2000). Mikroorganisme starter umumnya berupa bakteri asam laktat, ragi, atau bakteri fototrofik yang bekerja dalam komunitas bakteri, memfermentasikan sampah dapur dan mempercepat pembusukan materi organik.
Pupuk Bokasi SMKPP Maros diolah dengan memanfaatkan limbah teh (Foto:TIARA Sinartani)

Berada tak jauh dari perusahaan teh kemasan, SMKPP Widya Nusantara Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapat ide untuk mengolah limbah teh perusahaan tersebut menjadi pupuk yang pastinya lebih bermanfaat. “Awalnya kita lihat banyak ampas teh terbuang sia-sia. Kita punya akal menjadikannya pupuk. Jadi ampasnya kita jemur di lahan yang luas hingga kering, biasanya 1-2 hari. Jika akan diolah baru kemudian dihaluskan dan disaring. Selanjutnya dikemas,” terang salah satu siswi SMKPP Widya Nusantara Maros, Nur Aulia.
Dirinya bersama teman-teman SMKPP Widya Nusantara Maros di bawah binaan Fitri Amalia sebagai guru pembimbing bersama-sama melakukan penelitian dan menghasilkan pupuk Bokasi.
Pupuk Bokasi ini memiliki fungsi sebagai penyubur tanah, batang dan daun tanaman hortikultura. Menjauhkan dari serangan hama juga, seperti lalat, ulat, dan lainnya.
Pupuk ini diperuntukan tanaman yang berada dalam pollybag dan pot. Penyimpanannya di tempat yang kering, tertutup dan terhindar dari sinar matahari, dengan begitu pupuk bisa bertahan hingga tiga bulan.
Fitri Amalia menjelaskan cara penggunaannya, ditaruh tanah media tanaman, digemburkan tanahnya, siram dengan air, baru pupuknya ditaburi. “Perbandingannya 1:2 dengan tanamnya,” tukasnya.
Fitri mengaku kini pupuk Bokasi buatan anak-anak didiknya tersebut dijual kisaran Rp 10 ribu/kemasan dan sudah dipasarkan ke seluruh Sulawesi.
Editor dan Re-Suluh: Y.A. Yahya
Source:
1.www.tabloidsinartani.com diunduh 30 Mei 2019
2.Yusuf, Yuslita. 2000. Pengaruh Pemberian Bokashi Batang Jagung Terhadap Kelengketan Tanah (Soil Stickiness) Pada Alat Pengolahan Tanah Bajak Singkal, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository diunduh 12 Juni 2010..

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment