Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Bedakan....Kambing dengan Domba

Perbedaan Kambing dan Domba

Domba dan kambing, meskipun sama-sama small ruminants namun memiliki perbedaan yang mencolok. yah, jika diusut mulai dari asal-usulnya saja, domba dan kambing berbeda. Domba, dalam lingkungan kelompok merupakan binatang yang sangat senang berkelompok. berbeda dengan kambing, yang konon berasal dari daerah pegunungan. Kambing itu makhluk soliter, namun begitu kepintarannya jangan dipandang sebelah mata. dan dengan demikian, domba merupakan hewan yang kurang cerdas dong?
Mungkin bisa dibilang begitu. Konon, istilah leadership berasal dari kata leader yang berarti “memimpin” dan sheep yang berarti “domba”. ada suatu pendapat bahwa kegiatan memimpin domba ini merupakan kegiatan yang paling merepotkan, karena domba yang berkerumun sulitnya lebih daripada memimpin satu garnisun. memimpin domba yang bisa dibilang menggembala domba inilah yang kemudian bagi para ahli teologi dipandang sebagai sebagian langkah dari prophechy.
Yah, setidaknya itu intermezo saja. btw, saya akan sedikit mengulas mengapa saya bilang domba dan kambing itu beda? oke, kita mulai inspectionya. dilihat dari bentuk ekor, domba hampir sama dengan hewan lainnya, ekor menggantung ke bawah. sedangkan kambing ekornya tegak ke atas dan pendek. Sebenarnya dari ciri ekor ini, domba dapat dengan mudah diamati kapan dia stress, kapan dia birahi, dan kapan dia sakit. soalnya kalau sedang birahi, ekor akan tegang mengangkat ke atas, dan apabila sakit ekor terkadang diantara kedua paha. tentu saja bagi kambing, birahi maupun tidak ekornya tetap ke atas.
domba memiliki rambut tebal yang bernama wool. dari fungsinya saja, wool ini digunakan domba untuk melindungi tubuhnya dari rasa dingin iklim subtropis. maka bisa dipastikan, bahwa nenek moyang domba setidaknya berasal dari benua atau daerah yang beriklim subtropis. kadangkala kita bingung, mengapa ada domba garut di indonesia ini? suatu teori yang belum diketemukan hingga sekarang, terasa sebagai missing link tentang kebenaran apakah domba juga berasal dari daerah tropis? bila dikaitkan dengan fungsi dari wool sendiri, maka akanlah tidak berguna jika wool tetap tumbuh di iklim tropis. bagaimana tidak? ibarat memakai baju yang terbuat dari wool, wool pastinya panas bila dipakai di iklim seperti ini.
Bagaimana dengan kambing? tentu saja wool tidak diperlukan bagi dia. konon, dan sampai sekarang setidaknya diketahui bahwa kambing memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Hal ini tentu saja memudahkan saat domestikasi, dimana peternak tidak kesulitan untuk membiasakan kambing di suatu daerah. kadang kala karena kemampuan adaptasinya yang tinggi pula, kambing mempunyai kebiasaan lamanya yang kadang timbul meskipun telah dibiasakan untuk berlaku sebaliknya. kebiasaan untuk memanjat ke tempat yang lebih tinggi, misalnya, tidak akan pernah hilang. dan tentu saja, bila peternak yang cerdas maka kebiasaan ini bisa dijadikan sebagai suatu olahraga tersendiri bagi kambing.
cara makan domba adalah grazing (merumput), berbeda dengan kambing yang senang meranggas (memakan ramban, browse, leguminosa, dan tetanaman yang agak lebih tinggi darinya). grazing domba adalah 2 kali panjang tubuhnya dan pola grazingnya. sedangkan kambing, meskipun disediakan pakan di tempat pakan namun kebiasaan meranggasnya tetap ada (ini mungkin sebagai efek dari tingkat adaptasi yang tinggi). oleh karena itu, kadangkala perlakuan pemberian pakan yang agak lebih tinggi atau seukuran dengan leher kambing diterapkan agar kambing tersebut nyaman. meskipun demikian, tidak semua peternak menerapkan sistem ini.
Kambing, pada saat birahi/kawin juga pada pejantannya memiliki kelenjar yang menghasilkan bau yang kadangkala kita bilang ini merupakan bau khas kambing. weleh…. yah bagaimanapun kambing memang demikian kan? sebenarnya, baik hewan small ruminants maupun large ruminants memiliki kemampuan untuk menghasilkan gas feromon bagi sang betinanya. gas ini berfungsi menarik pejantan untuk kawin. konon, gas ini mampu meningkatkan libido pejantan, sehingga pejantan yang menciumnya akan tergoda…. hmm, apakah tingkah laku seperti ini juga dialami oleh manusia? (just kidding). bagaimana dengan domba? pengetahuan saya masih belum sampai sana. masih butuh beberapa pengamatan lagi.
masalah tanduk, oke ada perbedaan disini. tanduk domba cenderung melingkar ke arah belakang (ke dekat tubuh) dan kadangkala ke arah dalam. sebenarnya tanduk domba ini bila dilihat berbahaya sekali, karena sebagian bangsa domba ada yang tumbuhnya tebal sampai-sampai mendekati dagingnya. tentu saja, penanganan tanduk ini perlu dilakukan, karena bila dibiarkan lebih lanjut akan membahayakan keselamatan si domba. bagaimana dengan kambing? tanduk kambing lebih mengarah ke atas dan melingkar kearah depan. bagi bangsa kambing yang masih galur murni, maka akan tampak bahwa tanduknya besar-besar sebagai pertanda suatu adaptasi mempertahankan diri yang tinggi.
nah, dari sekelumit penjelasan tersebut, ada gambaran kan? yah, kadangkala kita sering menyamakan domba dengan kambing. sekarang kita setidaknya mengetahui perbedaan. meskipun demikian, mereka hampir memiliki kesamaan dalam hal fisiologisnya. karena itu kadangkala dalam penelitian ukuran keduanya dianggap sepadan. oke, segitu saja dari saya. semoga ada manfaatnya.mohon maaf bila ada kekurangannya.

Semoga bermanfaat...!!!!
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment