Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Kisah Penggembala Ternak dan Khalifah

DIOLUHTAN. Abu Bakar r.a. Ketika menjadi khalifah kerapkali menginspeksi keadaan rakyatnya dan wilayahnya sampai ke pelosok negeri hanya dengan berjalan kaki. Hingga pada suatu hari ia berjalan ke padang rumput dekat pegunungan. Udara sangat sejuk tapi tenggorokannya kering kehausan. Dilihatnya seorang penggembala sedang menggembalakan dombanya. Abu Bakar pun memanggilnya, bermaksud meminta air.
“Hai penggembala! Penggembala!”, teriaknya sambil melambaikan tangan.
Ada apa, tuan? Ada perlu apa denganku?” jawab penggembala sambil mendatangi Abu Bakar r.a.
“Aku kehausan, mungkin engkau bisa memberiku air susu untukku. Aku ingin membeli susu dari domba gembalaanmu. Aku lelah berjalan seharian dan tenggorokanku kering. Mungkin air susu domba ini dapat menyegarkan badan dan menghilangkan dahagaku.” kata Abu Bakar r.a.
“Maaf, tuan. Aku hanya penggembala. Domba-domba ini bukan milikku. Pemiliknya ada di balik gunung itu. Aku tidak dapat bertransaksi dengan tuan. Namun, jika tuan kehausan dan ingin mendapatkan air susu domba ini, tuan boleh mengambilnya. Nanti aku akan memintakan izin pada pemiliknya atau kupotongkan upahku untukmu.”jawab penggembala. Abu Bakar terkesan dengan kebaikan hati sang penggembala, ia ingin menguji iman sang penggembala.
“Hai penggembala, bagaimana jika kubeli saja domba yang gemuk ini. Satu ini saja. Ini uangnya. Ambillah.” desak Abu Bakar r.a.
“Maaf tuan, domba ini bukan milikku, aku hanya menggembalakannya. Jika tuan ingin membelinya, aku akan mengantar tuan ke pemiliknya.” kata penggembala sambil mengembalikan uangnya.
“Tapi kau kan dapat mewakilinya. Begini saja, kubeli domba ini dan ini uangnya. Katakan saja pada pemiliknya dombanya hilang atau dimakan serigala. Bukankah daerah ini banyak serigala? Lagipula dengan banyaknya domba pemiliknya tidak akan tahu telah kehilangan seekor. apa pemiliknya menghitung setiap hari? Ambillah, akan kubawa domba ini. Tak akan ada yang tahu.” desak Abu Bakar r.a. lagi.
“Tuan benar. Tak akan ada seorang pun yang tahu kecuali kita. Dan serigala memang banyak berkeliaran di daerah ini. Majikanku juga tidak pernah menghitung jumlah dombanya. Semuanya dipercayakan padaku.” jawab penggembala. “Tapi tuan, katakan padaku, dimanakah Allah? Yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Yang Selalu Mengawasi dan Yang Tak Pernah Tidur? Dimanakah Allah, wahai tuan?”
Abu Bakar tersenyum, sangat terkesan dengan jawaban penggembala itu. Hatinya terharu, tak menyangka di tengah padang rumput, di balik gunung, ada seseorang yang begitu agung dan teguh imannya. Gembira hatinya menyaksikan kualitas iman rakyatnya meski berada di pelosok negeri.
Sesungguhnya denyut hati yang tersirat atau bisikan di tengah kegelapan malam, semuanya selalu dalam pengawasanNya....
Admin DIOLUHTAN
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment