Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Bahaya Laten “Tetelo” pada Ternak Anda

DIOLUHTAN-suluhtani. Newcastle Desease (ND) atau disebut jg tetelo, merupakan penyakit infeksi menular yang sampai sekarang masih merupakan masalah yang menduduki urutan teratas yang menimbulkan kematian pada ternak ayam baik ras maupun buras, setelah penyakit avian influenza (AI). Kerugian yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah kematian yang tinggi, penurunan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, pertumbuhan terlambat dan konversi ransum jelek.

Penyakit ND ini bersifat akut dan mudah sekali menular, yang disebabkan oleh virus dan menyerang berbagai jenis unggas terutama ayam. ND disebabkan oleh virus yang tergolong genus Avian Paramyxovirus dan famili Parammyxoviridae, yang merupakan virus RNA yang mempunyai genom single stranded (SS). Di Indonesia, penyakit ND dikenal pula dengan sebutan penyakit tetelo, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan istilah penyakit gerubug.

Ayam yang terserang penyakit imunosupresif dan mempunyai titer antibodi yang rendah terhadap virus ND biasanya mempunyai risiko yang tinggi untuk terserang ND. Wabah ND umumnya terjadi karena perubahan lingkungan, seperti kenaikan jumlah populasi yang tidak kebal, perubahan iklim yang menyebabkan stres, perubahan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya (musim pancaroba), pakan kurang baik serta sanitasi dan tata laksana yang kurang baik.

Berdasarkan virulensinya, yakni kemampuan menimbulkan kematian 0-100% pada hospes, virus ND dibedakan menjadi 3 strain yaitu velogenik, mesogenik dan lentogenik. Strain velogenik adalah strain virulen, penyebab banyak kematian; strain mesogenik, kurang virulen (kerugian terutama berupa penurunan produksi telur dan penghambat pertumbuhan) dan strain lentogenik, avirulen. Pada infeksi virus strain lentogenik, penyakit bersifat subklinis, atau ditandai dengan gangguan respirasi yang bersifat ringan seperti bersin dan keluar leleran dari hidung.


Infeksi virus strain mesogenik bersifat akut ditandai dengan gangguan respirasi dan kelainan saraf. Gejala klinis pada ayam ditandai dengan penurunan nafsu makan, jengger dan pial sianosis, pembengkakan di daerah kepala, bersin, batuk, ngorok, dan diare putih kehijauan. Infeksi virus strain velogenik bersifat fatal, seringkali diikuti dengan angka kematian yang tinggi. Gejala tersebut sangat bervariasi, diawali dengan konjungtivitis, diare serta dikuti dengan gejala saraf seperti tremor, tortikolis, atau kelumpuhan pada leher dan sayap.

Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan ND. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makan dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik. Sanitasi dan desinfeksi perlu ditingkatkan untuk mencegah meluasnya infeksi pada kandang lainnya.

Penanggulangan, dapat Secara Fisis : sejauh ini belum ditemukan cara penanggulangan secara fisis. namun untuk tindakan pencegahan masih dapat dilakukan pencegahan misalnya dengan selalu membersihkan kandang; Secara Mekanis : Bila diketahui ada ayam yang terserang tetelo maka tindakan pertama yang dilakukan adalah mencari flok atau kandang yang terserang tetelo kemudian diambil tindakan penyelamatan; Secara Kimiawi. Hingga saat ini belum ditemukan obat yang efektif. Satu-satunya tindakan pencegahan rasional dalam hal ini adlah melakukan vaksinasi ND secara teratur.

Yusran A. Yahya NS

Sumber: 1). Saduran dari artikel lengkap yang telah dimuat di Majalah Poultry Indonesia Edisi Februari 2018 di halaman 64 dengan judul “Waspadai Bahaya Newcastle Disease”; 2) Leaflet "Kewaspadaan Bahaya Laten Penyakit ND Pada Unggas" oleh Yusran A. Yahya, BPP Bontocani, 2018


Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment