
Produsen sosis umumnya menambahkan bakteri penghasil asam laktat dalam daging
olahan. Tujuannya agar asam laktat yang kuat dapat membunuh bakteri berbahaya
seperti E. coli dan salmonella yang mungkin telah mencemari daging mentah.
Konsentrasi antibiotik yang melebihi persyaratan di Amerika Serikat dan Uni
Eropa dapat mempengaruhi proses pemusnahan patogen dalam makanan. Pada
dasarnya, sisa antibiotik dalam daging dapat mencegah atau mengurangi
fermentasi bakteri penghasil asam laktat. Sayangnya, residu tersebut tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri patogen, bahkan bisa membuatnya
berkembang.
"Pada konsentrasi rendah dan pada tingkat yang telah yang ditetapkan, kita
bisa melihat bahwa bakteri asam laktat lebih rentan terhadap antibiotik
dibandingkan bakteri patogen," kata peneliti, Hanne Ingmer dari University
of Copenhagen seperti dilansir Health Day, Selasa (10/9/2012).
Penelitian yang dimuat jurnal mBio ini dilakukan dalam laboratorium dalam skala
kecil. Oleh karena itu, peneliti menegaskan bahwa tes serupa perlu dilakukan
pada fasilitas manufaktur yang lebih besar.
"Sebagian besar sosis diproduksi
massal pada skala komersial. Oleh karena itu, isu ini harus ditangani jikalau
menimbulkan masalah di kehidupan nyata," jelas Ingmer.