Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Ayooo... Budidaya TEBU untuk lahan kering


BUDIDAYA TEBU DI LAHAN KERING

Persiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran tanaman tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kronologis.
Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman bongkaran baru (RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi maupun struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum sempurna sehingga kegiatan mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih terdapat sisa – sisa batang/perakaran yang dapat mengganggu operasional mesin di lapang. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun.

Pembajakan
Pembajakan I bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa – sisa kayu dan vegetasi awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 – 30 cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun (± 10 ha) dibutuhkan waktu 8 jam mesin operasi. Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan menyilang barisan tanaman tebu sekitar 450.
Pembajakan II dilaksanakan sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah Disc Plow 3 – 4 disc diameter 28 inci dan traktor 80 – 90 HP.

Bakar Sampah
Kegiatan bakar sampah bertujuan untuk mempermudah operasional peralatan di areal bekas tebangan Bundled dan Loose Cane. Jika pengolahan tanah pertama menggunakan Rome Harrow, maka kegiatan ini tidak perlu dilakukan. Pembakaran sampah dilaksanakan setelah sampah kering dan arah bakaran harus berlawanan dengan arah angin. Kapasitas kerja tergantung pada ketebalan sampah. Sampah tebal bekas tebangan Bundled Cane (hijau) adalah 0,15 HK/ha dan sampah tipis bekas tebangan Bundled Cane (bakar) adalah 3,00 HK/ha.
Penggaruan
Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP.
Pada areal RPC, tujuan penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam.

Pengumpulan Akar
Pengumpulan akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa – sisa kayu yang terangkat akibat pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa – sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk dengan jarak 10 – 15 meter kemudian dibakar di areal tersebut.

Pembuatan Alur Tanam
Pembuatan alur tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu, alur tanam dibuat menggunakan wing ridger dengan kedlaman lebih dari 30 cm dan jarak dari pusat ke pusat adalah 1,30 m.
Pembuatan alur tanam dilaksanakan setelah pemancangan ajir.  Traktor berjalan mengikuti arah ajir, sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur.  Arah kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan tanah, memudahkan drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu.  Pada drainase miring, arah kairan ditentukan sesuai arah kemiringan petak (kemiringan 2%), sedangkan pada lahan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangku .  kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam.
Penanaman
Pada prinsipnya persiapan bibit yang ditanam di areal lahan kering sama dengan yang ditanam di sawah.  Namun karena kondisi yang terlalu kering kadang dipakai pula bagal mata 4.  Waktu tanam tebu lahan kering terdiri dari 2 periode, Yaitu :
Periode I
Menjelang musim kemarau (Mei – Agustus) pada daerah-daerah basah dengan 7 bulan basah dan daerah sedang yaitu 5 – 6 bulan basah, atau pada daerah yang memiliki tanah lembab.  Namun dapat juga diberikan tambahan air untuk periode ini.
periode II
menjelang musim hujan (Oktober – November) pada daerah sedang dan kering, yaitu 3 – 4 bulan basah.
Kebutuhan bibit yang akan ditanam adalah 11 mata tumbuh per meter juringan.  Selain itu juga untuk menghindari penyulaman yang membutuhkan biaya besar.  Bibit ditanam dengan posisi mata disamping dan disusun secara end toend (nguntu walang).  Cara penanaman ini bervariasi menurut kondisi lahan dan ketersediaan bibit.  Perlu diketahui, pada umumnya kebutuhan air pada lahan kering tergantung pada turunnya hujan, sehingga kemungkinan tunas mati sangat besar.  Oleh dengan over lapping/double row, tunas yanh hidup disebelahnya diharapkan  dapat menggantikannya.
Cara penanaman tebu bias dilakukan dengancara sbb :
·     Bibit yang telah diangkut menggunakan keranjang di ecer pada guludan agar mudah mengambilnya.  Kemudian bibit ditanam merata pada juringan/kairan dan ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri.  Untuk tanaman pertama pada lahan kering biasanya cenderung anakannya sedikit berkurang dibandingkan dengan tanah sawah.  Sehingga jumlah bibit tiap juringan diusahakan lebih bila dibandingkan dengan lahan sawah (+ 80ku)
·         Bila pada saat tanam curah hujan terlalu tinggi, diusahakan tanam dengan cara bibit sedikit terlihat.


Salam Pertanian.........

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment