Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Mengenal Labu Air atau Labu Sayur (Lagenaria siceraria)

DIOLUHTAN-suluhtani. Labu air atau labu sayur (Lagenaria siceraria) menurut Wikipedia.org adalah sejenis labu yang buah mudanya dapat dibuat lalapan sayur dan buah tuanya dijadikan wadah air, tabung, kantung hias, ataupun koteka. Bentuk buahnya bervariasi, mulai dari membulat hingga lonjong memanjang.
Labu Air memiliki beberapa sinonim yaitu Lagenaria leucantha, R, Cucurbita lagenaria, L, dan Lagenaria vulgaris, S. Pada beberapa daerah labu air memiliki nama-nama yang khas seperti frangi (melayu), tabu (sumatera utara), kukuk (sunda), Waluh kenti (jawa), labu lente (madura), dan sambiki (manado).
Labu air merupakan tanaman herbal yang telah lama dikenal, sehingga dikatakan bahwa labu air ini merupakan salah satu tanaman tertua yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Pemanfaatannya sering dibuat sebagai tambahan pada pembuatan saus tomat, dibuat sayur labu air, dan juga dibuat manisan kering. Tapi kebanyakan ditanam bukan untuk bahan pangan melainkan untuk dijadikan alat rumah tangga dengan buah tuanya.

Morfologi Labu Air
Labu air merupakan tanaman herba semusim yang tumbuh menjalar, memiliki batang yang berbentuk persegi, dengan alat pembelit. Daunnya tunggal bertangkai silindris, permukaan kasar dan berwarna hijau. Bunga berumah satu diketiak daun, berwarna kuning kehijauan, memiliki 5 mahkota, 5 benang sari, dan 3 putik. Buah bulat memanjang dan berwarna hijau kekuningan, dengan kulit yang bertekstur keras.Biji buah banyak, pipih, lonjong, dan berwarna putih dan berakar tunggang.
Secara sistematika taksonomi adalah sebagai berikut :
 Kingdom : Plantae
 Divisi  :  Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
 Kelas  : Magnoliopsida (berkeping dua)
 Famili  :  Cucurbitaceae (labu-labuan)
 Genus : Lagenaria
 Spesies : Lagenaria Siceraria
Labu merupakan tumbuhan yang relatif mudah ditanam karena mampu beradaptasi terhadap lingkungan baik pada dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas. Selain itu tumbuhan ini juga mampu beradaptasi pada kurangnya air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musin hujan. Tumbuhan ini dibudidayakan dengan biji . Kebutuhan biji yaitu 4-5 biji/ha, dengan pencangkulan 2 kali sehari supaya gembur dan diberi pupuk kandang. Dengan masa panen yang tergolong cepat yaitu 70-90 hari tergantung pada tingkat perkembangan buah yang diinginkan. Pada saat panen buah labu air harus dipotong tangkainya dengan pisau tetapi jangan sampai jatuh. Pada pemotongan, sisakan tangkai buah sekitar 5 cm, jadi tidak dipotong utuh.
Adapun buah tanaman ini bervariasi, mulai dari membulat hingga lonjong memanjang (panjangnya 10 – 100 cm). Tanaman ini diketahui mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi cuaca, baik di musim penghujan ataupun kemarau (Lim, 2012 dalam Dwilaksono, 2013). Bagi orang-orang Suku Dani (suku terbesar yang mendiami Baliem, Papua), labu air ini biasa ditanam di pekarangan.
Tanaman ini mulai berbuah pada umur tiga bulan setelah tanam. Buah yang muda biasanya dijadikan olahan sayur. Sedangkan buah yang sudah tua selain dibuat koteka dapat dibuat menjadi wadah air, tabung ataupun kantung hias. Setiap tanaman menghasilkan sekitar 10 – 15 buah atau lebih. Berbagai sumber menyebutkan bahwa labu air merupakan salah satu tanaman budidaya tertua, namun ditanam bukan untuk bahan pangan melainkan untuk dijadikan alat rumah tangga.
Ciri khas dari labu air adalah tanaman ini tumbuh menjalar, merambat, memiliki batang yang kuat, penampangnya berlekuk dan sulur-sulurnya biasanya spiral. Bagian daunnya mempunyai tangkai panjang 5 – 30 cm, lebarnya 10- 30 cm, helai daunnya berbentuk oval dengan pangkalnya menyerupai jantung. Tepi daun bergerigi dan permukaan bawahnya berbulu putih halus. Merupakan bunga betina, labu air memiliki bunga bertangkai pendek dan bertekstur kuat.

Buah Tua dijadikan Koteka (foto : wikimedia)

Tanaman labu air mengandung banyak manfaat untuk kesehatan. Dikutip pada Jurnal Akademika Kimia (2017), daun dan buah labu air mengandung saponin dan polifenol. Rebusan atau jus labu air dapat digunakan sebagai obat anti muntah dan sakit kepala, selain itu juga dapat mengatasi kebotakan (Shah, dkk., 2010). Sementara untuk kulit buahnya, dapat membantu menyembuhkan tumor metastatis (MAT) dan rematik (Kusumah, 2007).
Kandungan Gizi Labu Air
Buah labu banyak disukai masyarakat karena manfaat yang dikandungnya. Selain mengandung mineral, air, kalsium. zat besi, dan vitamin C, juga mengandung saponi dan polifenol.
Umumnya dalam 100 gr labu mengandung  34 kal ,1,1 protein, 0,3 lemak, 0,8 mineral, dan 45 mg kalsium. Pada daun dan buahnya mengandung senyawa saponin dan polifenol.
Belum banyak penelitian tentang labu air, namun diyakini labu air memiliki khasiat dapat menurukan panas tubuh. 
Berdasarkan hasil penelitian Hermanto dalam "Pengaruh Infus buah Benincasa hispida, Corn, dengan Infus buah Lagenaria leucantha, Rusby terhadap suhu Tubuh Tikus Putih" didapatkan hasil bahwa kedua buah memberikan efek yang sama dalam menurunkan demam.
Pakar pengobatan alternatif Prof. Dr. Hembing juga mengungkapkan bahwa labu memiliki khasiat untuk mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan panas, diabetes, dan memperlancar proses pencernaan.
Polifenol dan saponin merupakan salah satu fito kimia yang mempunyai efek biologi menghambat pertumbuhan kanker, antioksidan, menghambat pertumbuhan mikrobia, menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar darah, bersifat antibiotik dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. 
Y.A. Yahya, disarikan dari sumber : wikipedia.org dan greeners.co

Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment